Pada Natal 2023 ini hal seperti itu yang terjadi. Karena Kelompok Tengah-Jetak dan Getas-Jati tak memiliki anggota jemaat yang mampu menangani dekorasi, maka meminta bantuan kepada jemaat dari Kelompok Gondangmanis.
Tapi, di dalam kepanitiaan, jemaat dari kelompok bersangkutan yang ambil peran di bagian dekorasi tetap ada.
Di dalam model kepanitiaan seperti ini, terlihat bahwa potensi jemaat kelompok (khususnya Kelompok Tengah-Jetak dan Getas-Jati) yang dulunya tak tergali, pada Natal 2023, dapat tergali. Ini menunjukkan bahwa sebuah perubahan menuju ke kebaikan telah dimulai.
Terlihat, misalnya, tingkat perhatian kepada jemaat yang hadir dalam kegiatan Natal lebih terpantau. Semua akhirnya dapat terlayani dengan baik. Hal ini boleh jadi karena semangat kelompok (lokal) sungguh-sungguh dikerahkan untuk memberi  pelayanan yang terbaik.
Semangat seperti ini tentu juga untuk menjaga agar pihak lain (dalam hal ini kelompok lain dan Pepanthan) tak merasa kecewa. Yang, notabene menjadi tanda bahwa kelompok yang bertugas memiliki tanggung jawab penuh dalam menjalankan panggilan pelayanan.
Hanya, dalam hal tersebut tak berarti bahwa majelis (ingin) menciptakan ruang antarkelompok saling berkompetisi. Tak sama sekali! Tapi, lebih ke arah  memberi ruang bagi kelompok untuk melakukan karya yang terbaik untuk sesama, yang bermuara kepada kemuliaan Tuhan.
Selain itu, dengan adanya jumlah jemaat dalam kelompok yang tak banyak, hal ini membuka ruang secara lebar bagi anggota jemaat kelompok termaksud dapat diberdayakan secara maksimal.
Sebut saja, misalnya, jemaat yang selama ini hanya menjadi tamu, ia dapat menjadi penerima tamu. Jemaat yang selama ini hanya menjadi penerima konsumsi, ia dapat menjadi pemberi konsumsi. Begitu seterusnya dan begitu seterusnya.
Sehingga, semua potensi yang dimiliki oleh anggota jemaat di kelompok dapat tumbuh dan berkembang sesuai bagiannya masing-masing. Sebab, sudah seharusnya --seperti sudah disebut di atas-- kita memiliki pengertian bahwa tak ada satu pun umat Tuhan yang tak memiliki potensi.
Jadi, sebetulnya, hanya melalui ruang yang disediakan, potensi jemaat dapat diekspresikan secara maksimal. Karenanya, GITJ Kudus, Jawa Tengah, ke depannya akan menggunakan pola kepanitiaan Natal atau kepanitiaan dalam momen-momen tertentu secara kelompok, atau gabungan dua kelompok seperti yang sudah dipraktikkan saat Natal 2023 ini.
Selama ini, kepanitiaan Natal dan kepanitiaan dalam momen-momen tertentu bersifat terpusat. Dengan cara mengambil anggota jemaat dari semua kelompok yang tergabung di gereja induk.