Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Berbagi Berkat Natal, Tradisi yang Tetap Terjaga

22 Desember 2023   15:52 Diperbarui: 24 Desember 2023   07:52 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 3: Pendeta, pelayan kasih, dan majelis berbagi berkat Natal bagi adiyuswa. (Dokumentasi khusus Komisi Diakonia)

Warga gereja yang sudah tua dan membutuhkan perhatian khusus berdomisili di banyak tempat. Karenanya, petugas yang memberi layanan dibagi berdasarkan lokasi. Karena sasarannya warga gereja, maka saat penyerahan berkat kasih, di beberapa lokasi, dilengkapi dengan doa dan pujian.

Pujian yang dilantunkan adalah pujian yang sangat dekat dengan suasana Natal. Dan, umumnya, pujian yang berbahasa Jawa karena warga gereja yang menerima berkat kasih tersebut rerata warga adiyuswa (usia lanjut), yang notabene lebih familier dengan pujian berbahasa Jawa.

Dalam aktivitas ini, pendeta gereja juga membersamai para pelayan berkat Natal. Beberapa juga ada yang majelis gereja. Kolaborasi dalam memberi pelayanan ini sudah dilakukan sejak dulu. Generasi masa kini, seperti tadi sudah disebut, mewarisi generasi terdahulu yang sudah memberi warisan sikap yang terpuji.

Beberapa warga Gereja Adiyuswa yang menerima berkat Natal, saat prosesi penyerahan, doa, dan pujian, di antaranya ada yang menangis. Kami tak mengetahui alasannya.

Ilustrasi 3: Pendeta, pelayan kasih, dan majelis berbagi berkat Natal bagi adiyuswa. (Dokumentasi khusus Komisi Diakonia)
Ilustrasi 3: Pendeta, pelayan kasih, dan majelis berbagi berkat Natal bagi adiyuswa. (Dokumentasi khusus Komisi Diakonia)

Tapi, bukan mustahil emosi itu dikarenakan mereka betul-betul dapat menghayati kasih Tuhan yang begitu dalam, panjang, dan lebar terhadap mereka dalam menjalani kehidupan.

Perjumpaan dengan pendeta, majelis, dan pelayan berkat pada momen Natal adalah sesuatu yang istimewa dan harapan besar terwujud. Betapa mereka tak menangis dalam keistimewaan seperti itu.

Menangis bukan karena sedih, tapi karena bahagia. Barangkali, mereka membayangkan telah berjumpa dengan Tuhannya dalam damai dan bahagia Natal.

Memang di antara mereka ada yang dalam kondisi sakit. Hal yang sudah jamak dialami oleh warga Adiyuswa. Ada yang tak bisa bangun dari tempat tidur, sehingga kami harus memberi perhatian dan penguatan di dalam kamar tidur mereka, sekaligus kami menyerahkan berkat Natal.

Ada juga di antara mereka dalam kondisi sakit, tapi kami masih dapat bercakap-cakap, berdoa, memuji, dan menyerahkan berkat Natal di luar kamar tidur alias di ruang tamu atau ruang keluarga. Mereka terlihat ceria. Beberapa ada yang dikerumuni para cucu sembari bermain-main.

Baik berkat Natal yang dibagikan kepada warga tetangga gereja maupun kepada warga Gereja Adiyuswa yang membutuhkan perhatian khusus merupakan tradisi leluhur yang harus terus dijaga kelangsungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun