Dan, agaknya tanda-tanda bahwa mereka melemah dalam belajar dapat dilihat ketika beberapa guru menyampaikan informasi ketiadaan ujian tersebut kepada mereka.
Tanda-tanda itu, misalnya, mereka menyambut dengan ungkapan kegembiraan, yang terwujud dalam bunyi "hore!". Oleh kami ungkapan kegembiraan itu termaknai bahwa mereka terbebas dari beban.
Secara umum, dalam kondisi tidak ada beban, atau lebih tepatnya tidak ada target, sering membuat orang kehilangan semangat. Tidak mau lagi berusaha secara sungguh-sungguh. "Berjalan" apa adanya.
Kenyataan seperti itu tidak hanya terjadi atas murid --yang adalah anak-anak--, tetapi juga guru dan orang dewasa pada umumnya. Ini fakta dan karenanya kita tidak mungkin mengelak. Karena,  boleh jadi kita sendiri yang  mengalaminya.
Penghapusan ujian bagi murid kelas yang memasuki masa kelulusan pada 2023 didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.
Pada Pasal 10 ayat (2) dinyatakan bahwa penentuan kelulusan dari satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (7) huruf b dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain.
Yang, didasarkan pada: a. kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau bentuk lain yang sederajat; dan b. setiap tingkatan kelas untuk sekolah menengah pertama atau bentuk lain yang sederajat dan sekolah menengah atas atau bentuk lain yang sederajat.
Mengacu pada peraturan ini berarti murid yang memasuki masa kelulusan, sekalipun tidak mengikuti ujian, mereka masih harus mengikuti penilaian akhir tahun (PAT). Materi untuk PAT adalah materi yang hanya mereka pelajari pada semester terakhir atau semester berjalan.
Jadi, logikanya adanya PAT lebih memudahkan bagi murid jika dibandingkan dengan ujian. Sebab, jumlah materi ujian lebih banyak karena mencakup materi semester-semester terdahulu daripada materi PAT.
Entah mengapa diberlakukan kebijakan seperti ini? Mengenainya belum ada penjelasan dari pihak yang berwenang. Tetapi, penghapusan ujian yang dilakukan secara bertahap, dari ujian tingkat pusat, daerah, hingga sekolah, tentu memiliki tujuan yang baik. Hanya, kita belum mengetahuinya.
Prediksi