Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Seperti Ini Sekolah yang Berulang-ulang Dipimpin oleh Plt. Kepala Sekolah

6 April 2022   09:41 Diperbarui: 8 April 2022   08:46 11576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa mengikuti PTM di SMP 1 Jati, Kudus, Jawa Tengah, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia./Dokumentasi pribadi.

Sejauh saya tahu, memang begitu. Ia adalah kepala sekolah yang sudah memiliki jam terbang panjang. Sekalipun jam terbang kepala sekolah sudah ada batasnya, tapi setidaknya ia memiliki masa kerja sebagai kepala sekolah yang lebih banyak ketimbang yang lain.

Rasanya belum pernah saya menjumpai plt. kepala sekolah yang pengalaman menjadi kepala sekolah masih pendek. Sebab, tentu akan sangat berisiko. Ia terlebih dahulu  sudah menunjukkan prestasi di sekolah yang dipimpinnya.

Sebab, pemimpin harus menjadi penggerak anak buah. Kepala sekolah, sekalipun jabatannya masih plt., harus tetap menjadi penggerak para guru. Sehingga, guru menjadi terinspirasi dan melakukan tugas dan fungsinya secara menakjubkan.

Jadi, sekalipun masih dipimpin oleh plt. kepala sekolah, sekolah bisa bertumbuh kembang dengan baik. Apalagi kalau dalam waktu tak terlalu lama, sekolah mendapat kepala sekolah definitif. Tentu sekolah tersebut akan melangkah lebih gagah dan mantap.

Nah, yang menjadi problem ketika sebuah sekolah di bawah pimpinan plt. kepala sekolah secara berulang-ulang. Saya pernah melihat ada sebuah sekolah yang dipimpin oleh setidaknya dua kali plt. kepala sekolah secara berurutan. Setelahnya, baru kepala sekolah definitif. Tapi, tak lama kemudian, diganti lagi plt. kepala sekolah karena kepala sekolah definitif pensiun.

Sebagian orang di luar sekolah (baca: masyarakat) memandang fenomena tersebut mungkin tak masalah. Toh sekolah tetap dapat berlangsung seperti umumnya sekolah. Jadi, baik-baik saja.

Tapi, kalau orang di luar sekolah tersebut adalah sesama guru, artinya ia guru di sekolah lain, mungkin memandangnya agak berbeda. Boleh jadi mereka tak mengatakan baik-baik saja, tapi "ah kasihan". Sebab, dari dulu hingga kini tetap saja di bawah kepemimpinan jabatan plt.

Dampak bagi guru

Persoalannya bukan jabatan plt. tersebut buruk, tak bermutu. Tidak. Tapi, guru-guru memiliki pemimpin yang tak tetap, secara psikologis, kurang tenang. Karena "tak tetap", pasti sewaktu-waktu bisa diganti.

Katakan, guru-guru sudah mulai bisa beradaptasi, tiba-tiba diganti dengan yang baru lagi. Dan, yang baru itu juga plt. Coba Anda bayangkan, bagaimana kondisi psikologis guru-guru. Pasti terganggu bukan?

Sebab, mereka harus memulai lagi dari awal, berproses adaptasi lagi. Keberhasilan proses adaptasi yang pertama, tak berguna alias sia-sia. Padahal, tak mudah membangun adaptasi. Tapi, itu hal yang tak bisa dihindari. Harus beradaptasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun