Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kotak Saran di Sekolah, Dulu hingga Kini

13 Maret 2022   08:14 Diperbarui: 14 Maret 2022   03:05 4750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kotak saran yang dipasang di dinding sekolah. (Sumber: kemdikbud.go.id)

Sebab kotak saran di SMP (karena kemudian saya mengajar di SMP hingga kini), tempat saya mengajar, misalnya, yang pada tahun-tahun sebelumnya masih terpasang di salah satu bagian dinding masuk pintu gedung sekolah, sudah tak terpasang lagi.

Keadaan kotak saran di beberapa sekolah yang pernah saya kunjungi pada masa-masa itu relatif sama dengan kotak saran di sekolah, tempat saya mengabdi. Meskipun di sebagian sekolah yang pernah saya kunjungi masih memasang kotak saran, tapi keberadaannya memprihatinkan. Penuh dengan debu atau dalam keadaan rusak.

Semua itu menjadi pertanda bahwa kotak saran tersebut tak dimanfaatkan lagi. Tapi, melihatnya dalam keadaan penuh dengan debu dan rusak seperti itu, dapat dipastikan bahwa pada waktu-waktu sebelumnya, kotak saran tersebut dimanfaatkan.

Kalau kemudian tak dimanfaatkan berarti ada penyebabnya. Mungkin kotak saran dipandang tak efektif lagi. Toh kala itu orang sudah dapat berkomunikasi dengan handphone, memanfaatkan pesan singkat. Dan, kala itu pesan singkat sangat populer.

Maka, ketika siswa, orangtua, atau masyarakat mau menyampaikan kritik atau saran kepada sekolah, langsung memanfaatkan handphone melalui pesan singkat. 

Kritik atau saran justru dapat disampaikan langsung kepada yang bersangkutan, yaitu guru atau karyawan tertentu atau kepala sekolah.

Selain itu, kritik atau saran terkirim secara cepat, yang tak mungkin terpenuhi kalau menggunakan kotak saran. Dengan begitu, sekolah dapat segera mengambil sikap, entah berbenah atau meningkatkan kualitas pelayanan kepada siswa, orangtua, atau masyarakat.

Dalam pesan singkat atau Short Message Service (SMS), siswa, orangtua, atau masyarakat memang tak dapat menulis dalam ukuran yang panjang karena sistem. Yang, sangat berbeda dengan ketika mengirim kritik atau saran dengan tulisan di kertas. Ukurannya bisa sampai sangat panjang.

Tapi, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, kini, pesan (baca: kritikan atau saran) dapat dikirim dalam ukuran yang lebih panjang --seperti ukuran panjang tulisan secara manual di kertas-- dan dalam tempo yang sangat cepat. Perubahan ini jelas menuju ke keefektifan berkomunikasi.

Komunikasi yang semakin efektif tersebut menggeser cara-cara komunikasi secara konvensional, yang tentu saja termasuk menggeser komunikasi melalui kotak saran. Hanya, jika kita mau mengulik, ternyata hingga kini "kotak saran" masih digunakan sekalipun dalam bentuk digital berupa aplikasi.

Bahkan, boleh jadi kotak saran digital yang digunakan di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan tinggi, kini, sudah sangat beragam dan canggih. Hanya, di SMP, tempat saya mengajar belum memiliki kotak saran digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun