Aktivitas yang dilakukan secara berkelompok dengan tanpa kontak fisik tersebut, ternyata mampu mewujudkan perkenalan antarsiswa, khususnya mereka yang ambil peran. Kita dapat membayangkan proses mereka berlatih dalam mengikuti aktivitas-aktivitas class meeting itu.
Mereka mendiskusikan dan memadukan gagasan-gagasan dan praktik-praktik yang mereka sepakati agar memberikan hasil terbaik dalam class meeting.
Dengan begitu, mereka tidak hanya mengenal fisik, tetapi (akhirnya) juga mengenal sikap dan pemikiran satu dengan yang lain.
Umumnya, guru/wali kelas melibatkan siswa dalam class meeting secara merata. Satu siswa hanya mengikuti satu aktivitas dalam class meeting sehingga sangat mungkin semua siswa ikut ambil bagian. Hal ini yang memungkinkan siswa mengenal satu dengan yang lain.
Situasi class meeting yang tidak formal sangat mendukung perkenalan tersebut. Dan, situasi seperti itu sulit ditemukan dalam PTM selama ini.
Dalam class meeting, proses perkenalan juga terbentuk pada diri siswa yang menonton atau sebagai suporter. Sebab, sebagai penonton atau suporter, siswa memiliki sikap yang sama dalam mendukung teman satu kelasnya yang mengikuti class meeting. Kesamaan sikap itu memungkinkan mereka cepat saling mengenal.
Tidak hanya mengenal fisik, tetapi yang lebih dari itu adalah mengenal perasaan. Mereka memiliki empati yang sama dalam mendukung timnya. Dan, semua suporter di tiap-tiap kelas melakukan hal seperti itu. Dengan begitu, ada proses perkenalan yang bersifat masif di kalangan siswa.
Memang class meeting dapat menimbulkan kerumunan jika tidak dikelola dengan baik. Kerumunan mudah terjadi di pihak penonton atau suporter.
Itu sebabnya, penonton atau suporter perlu selalu diingatkan secara kontinu pada setiap kegiatan class meeting berlangsung. Karena, siswa yang menonton atau sebagai suporter sering kurang bisa mengontrol diri ketika meluapkan kegembiraan dalam menyemangati timnya.
Mengingatkan mereka agar menjaga jarak, mengenakan masker, dan selalu mencuci tangan tidaklah sulit. Dengan begitu, penonton atau suporter dalam meluapkan kegembiraan memberi dukungan bagi timnya tetap tertib dan sehat.
Jadi, baik dalam peran siswa sebagai peserta class meeting maupun sebagai penonton atau suporter terbangun proses perkenalan antarsiswa secara alamiah. Artinya, proses perkenalan antarsiswa terjadi tanpa instruksi. Itu sebabnya, class meeting pada masa pandemi Covid-19 dapat dikatakan efektif untuk membangun perkenalan antarsiswa.