Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Merangsang Anak Belajar Bahasa

24 Oktober 2019   13:13 Diperbarui: 25 Oktober 2019   19:42 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian juga saat di rumah, melalui televisi atau media jaringan internet, bahasa yang kita ketahui tak kalah eksotisnya. Saya meyakini,  secara intuitif keadaan tersebut menjadi pengetahuan anak-anak.

Bahkan, karena tersaji seperti menu makanan sehari-hari boleh jadi melekat erat sebagai pengetahuan yang sulit terlepas dan bukan mustahil justru menginspirasi. 

Usia anak-anak, yang sering orang menyebutnya sebagai masa tumbuh kembang, niscaya cepat menyerap semua informasi yang ada, lebih-lebih yang menarik. Dan, bahasa-bahasa iklan termasuk "makhluk" yang menarik.

Sekarang anak-anak kita yang masih usia kanak-kanak (saja) sudah pandai berbicara. Ceplas-ceplos. Begitu lancar mereka mengucapkan kata-kata melalui mulut mungilnya. 

Bahkan, cenderung tidak berjeda. Terus berbicara seakan sulit dihentikan. Ditambah lagi intonasi bicara dan ekspresinya yang "aduhai", yang mengundang setiap orang yang melihat menjadi gemas.

Memberi kebebasan
Oleh karena itu, membimbing kebahasaan anak-anak akan lebih mengena kalau berangkat dari pengetahuan bahasanya. 

Anak-anak sudah memiliki pengetahuan bahasa gaya bebas (untuk selanjutnya disebut bahasa kreatif), maka seyogianya mereka diberi bimbingan mengembangkan kemampuannya berbahasa kreatif.

Memfasilitasi mereka menulis secara bebas, misalnya, akan memungkinkan pengetahuan bahasa kreatifnya berkembang secara maksimal. Mereka  akan merekonstruksi bahasa-bahasa yang pernah ditemukan dan dipikirkan. Dan, ini kita memahaminya sebagai kreativitas berbahasa anak-anak.

Selanjutnya, boleh jadi kita akan menemukan tulisan anak-anak dengan kata-kata dan kalimat-kalimat yang seolah meluncur begitu saja dari pikirannya.  Mereka menuliskan semua gagasan yang memenuhi benaknya. Apa adanya.

Mungkin sulit akhirnya bagi kita untuk menemukan ujung dan pangkalnya. Mungkin kita juga akan kesulitan menemukan hubungan satu bagian dengan bagian yang lain. 

Meloncat-loncat, begitu sulit kita mengait-ngaitkan. Susunan kalimat terbolak-balik. Pilihan kata yang tidak tepat.   Belum lagi ejaan yang mungkin berantakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun