"Bukan hanya menikmati sajian, mereka juga boleh menikmati hebohnya menggoreng kopi dengan tungku alam, mengsangrai, dan menyedunya sendiri, sesuai dengan selera yang mereka mau."
Dengan cara ini, kami ingin memperlihatkan kepada khalayak bahwa Kopi Punggel yang beraroma unik, kombinasi antara kopi arabica dan robusta, bukan buatan manusia, tetapi kopi unik pemberian Tuhan," kata Marjiyanto.
Bagi wisatawan atau tamu yang berkunjung ke wilayah lereng Pegunungan Gilingan, dipastikan akan membawa oleh-oleh Kopi Punggel, dan bisa menikmati berbagai pemandangan indah alam sekitarnya, tanpa harus dipungut retribusi.
"Mereka yang berwisata, mereka akan mendapatkan layanan sebagaimana sahabat, teman, bahkan saudara. Bisa ngopi di mana rumah warga manapun, mereka bisa parkir dihalaman rumah siapapun, tanpa harus bayar parkir, dan kehadiran mereeka ke wilayah ini akan disambut dengan hangat tanpa basa-basi," katanya.
Begitulah sebuah cerita unik dari Pegunungan Gilingan, Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta yang dikaruniani alam indah dengan satu jenis kopi yang rasanya unik, yang tidak pernah ada duanya di dunia.
Menurut cerita, kenapa Kopi Punggel (perpaduan arabica dan robusta) ini tumbuh di wilayah ini, karena disinilah tempat yang subur dengan kelembaban yang sangat terjaga, karena adanya mata air murni yang mengalir di bawah Gua Kiskenda hingga sekarang ini.Â
Pengelolaan tanah dan lingkungan yang nyaris tanpa kimia (alamiah), sebagaimana adat budaya warga setempat, menjadikan kopi unik ini sebagai hadiah terindah dari Sang Maha Pencipta. ****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H