Mohon tunggu...
Pak Dhe  Gondo
Pak Dhe Gondo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Demi Buruh Batik, Aku Rela Menyemir Sepatu Bupati

27 September 2017   22:38 Diperbarui: 28 September 2017   17:26 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya menyemir sepatu Bupati Kulonprogo Dr. Hasto Wardoyo, SPOG untukmemenuhi janjiku...

Saya berjanji, jika DR. Hasto Wardoyo, SPOG bisa mengeluarkan SK Wajib Batik Kulonprogo, saya bersedia menyemir sepatunya. " Ini janji saya "

Waouu, usulan saya direalisaikan. SK Wajib Batik dilounching tgl 3 Juli 2012, saya pun harus menepati janji menyemir sepatu sang bupati.  Dan dimunculkanlah satu motif batik khas Kulonprogo hasil lomba desain batik yakni Gebleg Renteng. Sebagai motif wajib untuk seluruh seragam yang dipakai oleh pegawai dan sekolah-sekolah.

Maka para perajin batik pun bergembira ria. Banyak order batik datang, seragam pegawai,sekolah, guru, pamong desa, organisasi kemasyarakatan, semua heboh batik geblek renteng. Dan perajin pun mulai kelihatan kaya. Yang semula naik motor sekarang beli mobil, yang semula baunya apeg kini baunya mulai harum.

Tetapi siapa sangka, bahwa duit yang dibelanjakan ke perajin dari dinas -- dinas dan sekolah sekolah ini sesungguhnya hanya 10 persen dari seluruh budget yang semestinya. Karena ternyata untuk seragam sekolah dan guru-guru, banyak dibeli dari pedagang batik printing dari berbagai kota, karena sekolah sekolah bisa ngutang, atau kredit kepada para pedagang ini untuk jangka waktu lama. Sementara jika belanja kepada p[erajin lokal harus membayar cash.

Bayangkan, 10 persen dari total belanja seragam sekolah saja, bisa membuat para perajin bisa beli mobil baru. Apalagi jika 100 persen anggaran belanja seragam sekolah untuk batik dibelanjakan pada perajin batik lokal, pasti makin tambah banyak perajin batik yang kaya. Dan otomatif makin banyak warga di sentra sentra perajin batik yang ikut meningkat penghasilannya.

Namun masalah ini, seolah tidak urgen bagi Pemda Kabup[aten Kulonprogo. Nyatanya selama dua periode kepemimpinan DR. Hasto Wardoyo, SPOG, tetap saja pedagang batik printing / batik tipu tipu itu bebas berkeliaran di sekolah sekolah di Kulonprogo, menawarkan kredit jangka panjang untuk pengadaan seragam sekolah atau seragam guru dan pegawai sekolah.

Mata saya berkaca-kaca setiap saya menyaksikan para pedagang batik printing ini keluar masuk sekolah, dari TK hingga SMA/SMK. Mereka seolah tidak pernah menggubris, bahwa program seragam batik ini adalah hak para perajin batik lokal, yang berasal dari sebuah keprihatinan yang mendalam terhadap kondisi rakyat yang miskin sebagai buruh. Para pedagang ini seolah tutup mata, bahwa mereka telah menyerobot hak saya, hak perajin batik, hak para buruh batik dan hak warga Kabupaten Kulonprogo, untuk sedikit lebih sejahtera.

Salam hangat, kita semoga kita ketemu lagi pada waktu yang lain masih seputar dinamika industri batik di Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta, yang kini menjadikan Sang Bupati Dr. Hasto Wardoyo, SPOG dipuja puja disaentero Nusantara, karena Batik Gebleg Renteng yang dianggap sebagai simbol perjuangan pembangunan ekonomi rakyat oleh sang Dokter Specalis Kebidanan itu. Tabik....

Pak Dhe Gondo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun