Mohon tunggu...
paman gober
paman gober Mohon Tunggu... -

penulis kumpulan cerpen pasca kematian paman gober, sehari-hari menulis dan membaca, menekuni usaha pernikahan, tinggal di jakarta dan sekitarnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Pentingnya TAFISA Games 2016?

16 Februari 2016   18:49 Diperbarui: 16 Februari 2016   18:54 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="senam poco-poco massal, Jakarta (14/1) sebagai salah satu upaya kampanye TAFISA Games 2016."][/caption]

Asian Games 1962 menjadi sejarah olahraga Indonesia yang membanggakan. Di depan, gaung Asian Games 2018 siap ditabuh. Tetapi ada momentum di hadapan mata yang luput dari perhatian bangsa Indonesia: TAFISA Games 2016.

TAFISA Games merupakan multi event olahraga rekreasi internasional. Titel TAFISA merujuk pada organisasi induknya, The Assosiation For International Sport For All yang didirikan di Frankfurt pada 1991. Berbeda dengan Komite Olimpiade International (IOC), TAFISA memusatkan perhatiannya pada olahraga rekreasi dan tradisional.

Melestarikan olahraga rekreasi dan tradisional merupakan misi yang penting. Olahraga dan permainan tradisi merupakan produk budaya yang memiliki nilai historis dan kultural. Praktis, olahraga yang dinaungi TAFISA bukan semisal sepakbola, tenis, atau bulu tangkis. Sebaliknya, olahraga dan permainan seperti capoeira, cheerleading, egrang, bahkan lompat batu atau mallakhamb dari India termasuk ke dalam wilayah TAFISA.

Meskipun belum terlalu kedengaran gaungnya, gelaran TAFISA Games Jakarta, 6-12 Oktober tahun ini adalah momentum kebangkitan Indonesia. Berapa negara peserta TAFISA Games 2016? Ketua Panitia Pelaksana TAFISA Games Hayono Isman menjanjikan 112 negara dengan 12.000 atlet. Angka ini tidak jauh berbeda dengan Olimpiade London yang diikuti 144 negara dengan 10.490 atlet.

Status tuan rumah sudah tentu mendatangkan benefit. Di sinilah momentum kebangkitan Indonesia. Kapan lagi senam tradisional poco-poco, karapan sapi ataupun permainan tradisional Indonesia dapat dimainkan di kancah internasional. Misi pengenalan budaya hendaknya menjadi prioritas pemerintah sekarang di tengah-tengah peradaban yang semakin terbuka, dan bebas.

Kalaupun bangsa ini masih terkenal korupsinya, setidak-tidaknya kita punya waktu tujuh hari untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia punya sisi lain yang kaya nilai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun