[caption caption="Diana, wanita cantik, sexy dan mempesona yang memikat banyak pria-pria di dunia (foto dari www.aww.com)"][/caption]
Artikel Pakde Kartono kemarin http://www.kompasiana.com/pakde_kartono/jangan-jatuh-cinta-ke-pria-beristri-penuh-pesona-kharismatik_55c6013e4f9773a316eb9cad menjadi perbincangan hangat di arisan ibu-ibu di komplek perumahan Harapan Indah Bekasi Barat dan di komplek perumahan Bintaro Jaya sektor 9. Berbagai pendapat, tanggapan dan kritikan menjadi bahan pembicaraan yang seru dan hangat, sehingga urusan siapa yang narik arisan hari itu tidak menjadi pembahasan yang menarik lagi, begitu juga ‘hadiah perangsang arisan’ berupa kompor gas.
Karena sore itu, tulisan Pakde Kartono yang dipublish pagi hari, sudah menjadi ‘kompor gas’ yang membuat para ibu saling ledek satu dengan yang lain, karena usut punya usut, beberapa ibu terlibat asmara dengan pria beristri, beberapa terlibat asmara dengan pria muda lajang yang jalang (brondong), dan hanya sedikit ibu yang fokus 100% ke suami, itupun karena suaminya pengangguran atau pensiunan sehingga kemana-mana istrinya pergi, suaminya mengantar dan mengikuti ibu tersebut, persis bek AC Milan Franco Baresi dan Paolo Maldini menempel ketat penyerang lawan dalam sistem pertahanan Grendel khas Italia (catenaccio).
Dari banyak hal yang dibahas oleh ibu-ibu arisan tersebut, ada satu pembahasan yang bikin saya senyum-senyum sendiri, yaitu pembahasan tentang “Apakah bude Kartono gak cemburu, dan tenang hidupnya, karena punya suami seperti Pakde Kartono yang penuh pesona, kharismatik, ganteng, pintar dan humoris, makanya disukai banyak gadis kinyis-kinyis, mba-mba office dan wanita matang manggis?” banyak jawaban dengan berbagai dugaan dan analisis dilontarkan, tapi pertanyaan tersebut tidak mendapat jawaban pasti karena bude Kartono kan gak ikut arisan.
Demi prinsip emansipasi wanita, dan asas keseimbangan, maka demi rasa keadilan dan penyeimbang tulisan kemarin, maka Saya harus menurunkan tulisan ini, yaitu Jangan Jatuh Cinta ke Wanita Bersuami yang Cantik, Sexy dan Mempesona.
Sengaja Saya bikin pendahuluan tentang ibu-ibu arisan di atas, agak panjang dan lama pendahuluan, atau pemanasan sebelum masuk ke pembahasan inti, karena info A1 dari kompasianer Elde, Gatot Swandito, Pebrianov, Adhieyasa dan Vita Sinaga, wanita suka bacaan yang panjang dan lama.
Ini alasan supaya pria-pria disarankan untuk jangan jatuh cinta ke wanita bersuami. Cekidot :
1. Tidak bisa menikah
Berbeda dengan wanita yang jatuh cinta ke pria beristri, yang menurut hokum agama islam, pria beristri tersebut boleh melakukan poligami dan menikah lagi dengan atau tanpa izin istrinya terlebih dahulu, maka hal tersebut tidak berlaku untuk wanita bersuami. Jika seorang pria jatuh cinta ke wanita bersuami, cintanya berbalas, pria dan wanita bersuami tersebut hanya bisa kawin, tidak bisa nikah, untuk mengucapkan janji sehidup semati sebelum wanita tersebut bercerai dari suaminya.
Hal ini memang di rasa tidak adil, tapi mau di kata apa? Ketentuannya sudah begitu, itulah makanya berlaku kalimat bijak dari mbah di kampung “Cinta tidak harus memiliki, berlaku juga seperti apa yang dikatakan Utha Likumahua (feat Trie Utami) dalam lagu berjudul Mungkinkah Terjadi, yang liriknya “Mana mungkin terjadi , Mana mungkin terjadi , Terpadu cinta kita berdua (Diriku dan dirimu menjadi satu)”
2. Taruhan nyawa
Ada beberapa suku daerah di Indonesia, misal di Madura dan Bugis, suami dengan status social apapun, kondisi fisik apapun, usian berapapun, akan merasa terhina harga dirinya jika istrinya digoda pria lain, apalagi jika sampai ditiduri, dan karena harga dirinya (sirri) merasa terinjak-injak maka suami tersebut merasa nyawanya sudah tidak berharga lagi.
Kesimpulannya mudah ditebak, ia akan mencari pria tersebut, baik untuk mengajak duel (carok di Madura) atau tak perlu berduel tapi ia akan memberi pelajaran ke pria idaman istrinya tersebut bahkan sampai membunuhnya, karena kehormatannya sudah diambil. Pria idaman istrinya tewas di tebas, lalu suami wanita tersebut masuk penjara karena membunuh atau bunuh diri karena gak mau dipenjara adalah berita biasa yang bukan barang aneh lagi. Maka bagi pria-pria yang terlanjur jatuh cinta ke wanita bersuami, segera cek dan ricek apa suku suaminya, jika berasal dari daerah dengan budaya seperti yang saya contohkan di atas, segera pisah baik-baik dengan wanita anda, jika masih cinta sebaiknya tunggu sampai proses perceraiannya selesai.
3. Kalo hamil anak siapa?
Selingkuh dengan wanita bersuami, apalagi kalo wanita tersebut belum menopause dan tergolong berperanakan subur bisa menyebabkan kehamilan pada wanita tersebut. Nah, kalo sampai wanita tersebut hamil, sementara ia juga rutin berhubungan dengan suaminya, akan sulit menentukan sperma siapa yang sebetulnya membuahi Rahim wanita tersebut. Satu-satunya cara adalah tes DNA, tapi itukan butuh biaya besar, lebih besar daripada biaya check in di hotel transit sewaktu perselingkuhan terjadi.
Jangan sampai kejadian seperti di China sekarang Tiongkok, suami istri asli china, istrinya hamil lalu melahirkan anak keturunan negro. Pasangan tersebut bertengkar hebat, suaminya menuduh istrinya selingkuh, istrinya membantah mati-matian tidak selingkuh, lalu suaminya marah dan meminta dilakukan test DNA, istrinya tidak takut menerima tantangan suami, mereka pun test DNA dan hasil test DNA sungguh di luar dugaan. DNA sang anak identic dengan bapak ibunya, terkait kenapa ia berkulit hitam, sementara bapak ibunya berkulit putih, dokter ahli DNA memberikan analisisnya “mungkin setelah bercinta dan orgasme, bapak tidak segera mencabut Mr P dari miss V, malah ketiduran dalam posisi mr P masih di dlaam miss V, ibarat memasak makanan sudah matang, bapak dan ibu tidak angkat segera, malah membiarkan dalam waktu lama, sehingga masakan yang MATANG tersebut malah jadi GOSONG.”
Demikianlah tulisan sederhana di senin pagi yang cerah ini, selamat beraktivitas rekan-rekan semua.
Saya ingin mengutip kalimat yang saya setuju 1000% dari program acara music di Hard Rock Café yaitu “I like Monday”
Selamat pagi Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H