Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tips dan Trik Memilih Pembantu yang Rajin, Disiplin dan Betah Kerja

25 Juli 2015   13:57 Diperbarui: 4 April 2017   16:37 4926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="foto dari BBM Sonny"][/caption]

Setelah liburan panjang lebaran, anak buah harus masuk kantor pada hari Rabu tanggal 22 Juli 2015. Anak buah Saya patuh semua, gak ada yang bolos memperpanjang libur lebaran, mungkin karena Saya sudah memberitahu baik-baik sambil membagikan THR sebelum libur lebaran “Kalian masuk kantor lagi tanggal 22 Juli 2915, kalo sampai ada yang gak masuk dengan alasan apapun, mending gak usah masuk kantor lagi seterusnya. Yang mau kerja baik banyak, yang mau enak sendiri gak mau ikut aturan, silakan bikin perusahaan sendiri atau kerja saja di perusahaan nenek kalian sendiri.”

Siangnya saya pun keliling kantor, Saya kaget juga melihat beberapa anak buah saya yang masuk kantor tapi terlihat tidur-tiduran di meja kerjanya, ada 1 orang yang tiduran di musholla, dan ada 1 orang yang tiduran di pantry. Saya suruh manajer personalia membangunkan mereka dan meminta mereka menghadap ke ruangan Saya untuk mendengar apa penjelasannya mengapa mereka tidur saat jam kantor.

Ini penjelasan anak buah di kantor mengapa tidur saat jam kantor ;

Gatot mengatakan “Maaf Pak saya ketiduran, mungkin saya lelah. Saya baru sampai rumah jam 5 pagi, padahal dari Kebumen jam 5 sore. Saya nyetir sendiri, soalnya sopir saya juga pulang kampung, mana macet parah di Nagrek dan beberapa titik lainnya. Sampai rumah masih harus urus cucian baju saya, istri dan anak-anak karena mba pembantu belum pulang dari kampung, ijinnya seminggu ternyata 2 minggu lebih belum kembali.”

Wahyu mengatakan “Maaf Pak Saya ketiduran, mungkin Saya lelah. Semalaman anak saya rewel, badannya panas tinggi sampai 138 derajat celcius, baby sitternya belum pulang dari kampungm akhirnya Saya dan istri gantian yang gendong. Mana rewel lagi pak, digendong nangis, ditaruh juga nangis, saat anak Saya kecapean nangisnya dan tertidur di gendongan, gantian ibunya anak-anak yang minta digendong dan dikelonin sampai bobo juga. Untung ibunya anak-anak kecil seperti Syahrini dan Chelsea Islan, kalo besar seperti Tika Pangabean atau Nunung, mungkin sekarang Saya gak masuk kantor karena harus ke dukun patah tulang.”

Dina mengatakan “Maaf Pak Saya ketiduran, mungkin Saya lelah. Baik pembantu maupun baby sitter belum pada balik dari kampung, malah kemungkinan gak balik lagi karena katanya mau dikawinin oleh orang tuanya, kayanya sih alasan saja, mungkin mereka dapat kerja di tempat baru dengan gaji lebih tinggi dan majikannya mungkin lebih baik gak seperti Saya yang cerewet dan banyak aturan, keluar rumah gak boleh lama-lama, pegang HP boleh saat malam, makan dipisahkan nasi dan lauknya, di rumah gak boleh pakai pakaian yang sexy atau terbuka di bagian tertentu, gak boleh mijitin suami saya dll. Jadinya semua kerjaan rumah Saya yang kerjakan, mulai dari cuci piring, cuci baju, nyapu, ngepel, kosrek WC dll. Suami Saya bukannya gak mau bantu, tapi dia sibuk dengan dengan laptopnya, entah main saham sesuai keahliannya atau main game online, soalnya kalo di HP aja kerjaannya main game LINE get rich.”

[caption caption="foto dari BBM Sonny"]

[/caption]

Mendengar penjelasan anak buah, Saya yang udah siap-siap mau marah jadi gak tega.

Problem yang mereka alami saya juga pernah mengalaminya 10 tahun lalu saat belum tahu rahasianya milih pembantu yang loyal, rajin kerja dan disipilin atas kesepakatan yang telah dibuat. Jadi Saya udah gak ngalamin gonta-ganti pembantu sampai beberpa kali, apalagi seperti cerita bu Dewi tetangga rumah yang katanya udah ganti pembantu sejak menikah sampai saat ini anaknya beranjak SMA sampai 50x, pembantunya paling lama bekerja 2 tahun, paling cepat ada yang hanya 1 hari.

Saya mau membagi tips dan trik memilih pembantu yang rajin kerja, disiplin dan loyal ke majikan. Cekidot :

1. Memanusiakan pembantu

Menteri adalah pembantu presiden, dan banyak orang ingin menjadi menteri tidak peduli apa latar belakangnya. Chairul Tanjung, salah satu orang terkaya di Indonesia yang kerajaan bisnisnya (bank Mega, Trans TV, Carefour dll) menggurita, masih mau jadi menteri presiden SBY. Menteri itu kan pembantu presiden, tetapi presiden tidak semena-mena ke menteri-menterinya. Begitu juga kita, tidak boleh semena-mena ke menteri (pembantu) di rumah. Biarpun pembantu kita ada salah satu dua kali, maafkan saja, jangan dimarahi berlebihan, mudah-mudahan pembantu tersebut betah kerja. Contoh paling gampang adalah menteri pertanian Suswono dari PKS yang berulang kali salah dan diduga terlibat berbagai korupsi di kementerian pertanian, tapi presiden SBY tidak pernah marah apalagi memecat menteri Suswono. Alhamdulillah, menteri Suswono betah sampai akhir periode cabinet SBY.

2. Gaji di atas gaji pasaran

Berikan bayaran (gaji) jauh di atas harga pasaran pekerja tersebut, jadi dia akan berpikir 2x, bahkan 5x jika mau berhenti kerja, karena akan sulit menemukan gaji sebesar itu dengan pekerjaan yang sama di tempat lain. Jika gaji pembantu tetangga Rp 1.000.000 per bulan, maka supaya kerja rajin dan betah, sebaiknya kita gaji pembantu kita Rp 2.000.000 per bulan. Besaran prosentase terserah masing-masing keluarga, mau lebih tinggi 20% monggo, mau lebih tinggi 50% monggo, mau lebih tinggi 100% monggo. Yang penting pembantu tersebut baik kerjanya, bukan yang gak bisa kerja tapi Cuma mengandalkan minak jinggo.

3. Ikutkan asuransi kesehatan atau sekolah/kursus tambahan

Gaji pembantu atau baby sitter yang saya tahu sebagian besar akan dikirim ke kampung halaman untuk membantu orang tua, untuk memperbaiki rumah, untuk biaya sekolah adik-adik atau biaya kesehatan keluarga di kampung. Pembantu tersebut nyaris tidak punya uang di tangan untuk jajan, itulah mengapa biasanya mereka pacaran dengan satpam, sopir atau tukang-tukang yang lewat rumah, paling tidak bisa dapat tambahan pulsa hasil transfer pulsa dari kangmas pacarnya.

Nah, supaya mba-mba pekerja pada senang dan merasa betah sayang kalo mau berhenti kerja, ikutkan saja mereka asuransi kesehatan sekaligus asuransi jiwa, jadi kalo sakit gak perlu keluar uang lagi dan saat pembantu berusia 60 tahun uang asuransi bisa diambil tunai sesuai paket yang diambil.

Ikutkan juga mba-mba pekerja yang belum punya ijazah SMP atau SMA program kejar paket B atau C, sehingga mereka akan punya ijazah setara SMA. Kalo mereka sudah berijazah setara SMA kan mereka bisa mendaftar jadi wakil rakyat di daerahnya, soalnya jadi wakil rakyat saat ini gak perlu pintar-pintar banget, dan ijazah sekolah juga gak perlu dari sekolah unggulan atau bonafid.

Itu 3 saran dari Saya yang sudah saya coba dan berhasil.

Teman saya juga sudah mencoba dan berhasil. Malah ada keluarga teman, yang pembantunya betah gak mau pulang ke rumah orang tuanya lagi karena dinikahi oleh salah seorang sepupunya yang kebetulan main ke rumah. Sepupunya teman Saya tersebut jatuh cinta ke mba pembantu teman saya karena pandangan pertama, saat ia bertamu, mba tersebut melayaninya dengan baik, disuguhi kopi dan teh, dibuatkan indo mie rebus lengkap dengan corned beef dan daun sawi, dipijitin lehernya yang pegel karena menyetir dalam keadaan macet.

Akhir kata, Saya teringat perkataan senior di kantor “Jangan mudah kesal dan marah ke pembantu rumah tangga, beritahu apa kesalahan mereka, sehingga mereka bisa tahu bagaimana yang benar, jika masih berbuat salah lagi, beritahu lagi, jika masih terus berbuat salah lagi, beritahu sekali lagi. Kalo sudah salah sampai 3x, kasih nilai mereka 7. Kalo salah mereka hanya 1x, kasih nilai mereka 9. Tingkat kelulusan kalo nilainya minimal B, yaitu 7. Kalo nilai sudah di bawah nilai kelulusan, saatnya mencari pembantu yang lain yang mungkin lebih baik.”

Selamat siang Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun