Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tulisanku Bagus Tapi Jarang Headline, Salahnya dimana?

12 Juli 2015   22:15 Diperbarui: 12 Juli 2015   22:27 4752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="foto dari copyblogger.com"][/caption]

Menulis telah menjadi kegiatan banyak orang di dunia. Menulis bisa dilakukan di banyak media, misal di selembar daun lontar, di selembar kertas, di batu, di buku catatan harian, di HP, di komputer, di laptop, di tubuh, sampai di dalam hati. Tulisan di dalam hati hanya bisa dibaca dan dipahami oleh orang-orang yang sedang jatuh cinta.

Ada orang yang menulis karena iseng, karena hobby, karena pekerjaan, karena supaya ingat, atau supaya terapi melawan lupa sehingga tidak mudah pikun. Untuk orang-orang berusia sepuh seperti Saya, menulis sangat efektif untuk merangsang otak supaya terus bekerja, dan menghasilkan hal-hal produktif, sehingga otak tidak digunakan untuk memikirkan hal-hal lain yang membuat terangsang, karena jika terangsang, repot mengantisipasinya saat berpuasa di siang hari.

Menulis di media massa, termasuk juga di media online, dikenal dengan yang namanya Headline. Dari sebutannya, sudah bisa kita tahu maksudnya, yaitu bahwa tulisan yang Headline, adalah tulisan yang sedang menjadi topik pembahasan di hampir semua media, makanya tulisan tersebut menjadi kepala tulisan dari banyaknya tulisan-tulisan lain yang dipost berbarengan.

Dengan ilmu jurnalistik alamiah bukan hasil belajar di kampus, dan pengalaman hidup yang lebih dari cukup, karena sering makan garam di laut dan asam di gunung, Saya memberanikan diri mengidentifikasi tentang ciri-ciri HEADLINE di banyak media mainstream, sebagai panduan teman-teman yang pingin tulisannya diHEADLINE.

Ini ciri-cirinya menurut saya, nanti teman-teman boleh mendebat atau menambahkan, sehingga kita bisa mempunyai pemahaman yang sama tentang HEADLINE. Kalaupun tidak sama, paling tidak pemahamannya mirip-mirip. Check it out :

1. Headline biasanya berisi informasi yang sedang HOT atau sedang menjadi buah bibir di masyarakat pada saat itu, misal saat terjadi kecelakaan pesawat Hercules di Medan, maka hampir semua media membahas tentang kecelakaan tersebut. Dari banyaknya tulisan tentang kecelakaan pesawat Hercules, maka bisa dipilih 1 tulisan yang paling KEREN untuk menjadi headline, dengan catatan bukan tulisan yang hanya copy paste (sampai 80%) dari berita di media mainstream lainnya. Contoh lain tentang operasi tangkap tangan KPK yang lagi-lagi menangkap hakim, wakil Tuhan di bumi. Jika ada tulisan yang bisa menjelaskan dan mendeskripsikan marahnya TUHAN ke wakilnya, maka tulisan tersebut sangat layak diHeadline.

2. Headline biasanya berisi informasi kejadian baru, atau informasi lama yang baru diangkat, dan berpeluang jadi pembahasan di waktu yang akan datang karena mengandung kontroversi, yang tidak ditemukan di media lain. Misal, informasi tentang Rumah Kaca Abraham Samad, yang ternyata menjadi rujukan media lain untuk membahasnya, karena info tersebut hanya muncul di kompasiana.

3. Headline biasanya berisi informasi penting tentang suatu peristiwa, misal juara suatu pertandingan yang baru selesai (misal Serena william juara wimbledon 2015), pemecahan rekor yang sudah lama tidak pecah (misal tulisan yang membahas tentang rekor pakde kartono yang pembaca tulisannya tembus 10.000.000 views), berhasilnya misi penting suatu organisasi di tanah air atau dunia (contoh : berhasil menemukan bangkai kapal Malaysia Airlines yang hilang tahun lalu) dll.

4. Headline biasanya banyak yang baca karena informasinya disukai atau dicari orang yang ingin lebih tahu tentang apa yang dibahas diheadline. Poin 4 ini jadi pisau bermata ganda, bila suatu tulisan sudah diHEADLINE, ternyata yang baca tidak banyak, ukurannya mudah saja, misal di kompasiana, tulisan yang diHEADLINE selama 3 jam, ternyata yang baca tidak sampai 500 views, maka menurut ilmu marketing yang saya kuasai, Tulisan tersebut adalah Headline yang gagal karena tidak punya nilai jual. Prinsipnya sederhana, headline harus bernilai jual, karena pemikiran sederhana "Kalo Headlinenya aja gak menarik, apalagi bodyline dan footlinenya"

5. Headline memenuhi 4 unsur sekaligus, yaitu aktual, inspiratif, bermanfaat dan menarik. Kalo hanya salah satu unsur saja, misal bermanfaat, tapi gak aktual, gak inspiratif dan gak menarik, maka menurut Saya tulisan tersebut tidak layak HEADLINE.

dari point 1-5 yang paling berat adalah membuat tulisan terkait point 5. Itulah sebabnya Saya selalu berusaha membuat tulisan yang memenuhi 4 unsur aktual, inspiratif, bermanfaat dan menarik, pokoknya tulisan tersebut saya anggap keren, supaya bisa diHEADLINE oleh admin kompasiana, tapi apa daya, manusia boleh berusaha, tapi TUHAN yang menentukan, tulisan-tulisan PAKDE KARTONO jarang diheadline. dari statistik di atas, terlihat dari 1614 tulisan, hanya memperoleh 47 Headline. Alhamdulillah, masih sering diHIGHLIGHT, dengan meraih 533 Highlight.

Di situ saya merasa sedih, tapi saya gak putus asa, gak menyerah kalah, gak surut semangat menulis, karena saya paham sepaham-pahamnya gak cukup hanya doa untuk tulisan supaya diHL, dibutuhkan juga keberuntungan dan konsistensi dalam menulis.

Di kompasiana ini, secara gak sengaja, gak diatur-atur, beberapa kompasianer menganggap saya sebagai guru menulisnya, antara lain ; Mas Wahyu, Hanna Chandra, Dewi Pagi, Putu Djuanta, Rauf Nuryama, Fidiawati, Yasinta Toendan, Ahmad CH, Denny DJ, Ifani, Weedy Koshino, Vita Sinaga dll. Murid-murid tersebut saat ini sudah menjadi penulis-penulis hebat di kompasiana, yang tulisannya langganan HL dan TA. Saya punya tanggung jawab moral kepada mereka, kalo Saya putus asa dan menyerah kalah, sehingga berhenti menulis di kompasiana karena jarang HEADLINE, apa kata mereka? Paling-paling mereka akan berkata "Kalo gitu gantian, kami jadi guru, pakde kartono jadi murid, biar sering headline nantinya."

Akhir kata, Mudah-mudahan saja kali ini saya beruntung, sehingga tulisan kali ini diHEADLINE admin kompasiana yang ganteng dan cantik serta pintar-pintar.

Selamat malam kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun