Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kontradiksi Ahok dan Jaya Suprana, Minoritas Pemberani

1 April 2015   22:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:40 1840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_407103" align="aligncenter" width="575" caption="Foto dari Rmol.com"][/caption]

Surat terbuka Jaya Suprana (budayawan) kepada Ahok (gubernur DKI Jakarta) di harian Sinar Harapan rupanya mendapat tanggapan beragam dari masyarakat, baik masyarakat yang jelas maupun yang gak jelas.

Ada yang menganggap Jaya Suprana telah berkata jujur apa adanya, mewakili suara kaum minoritas (keturunan tionghoa) yang trauma akibat kerusuhan berbau SARA yang beberapa kali terjadi di Indonesia, terakhir tahun 1998.

Ada yang menganggap Jaya Suprana melakukan blunder, karena kekuatiran berlebihan harusnya tak perlu terjadi karena Indonesia saat ini sedang adem ayem, sedang rukun-rukunnya, tidak ada gesekan SARA terkait etnis tionghoa, sehingga Jaya Suprana justru malah mengingatkan atau memancing-mancing potensi terjadinya kerusuhan berbau SARA akibat sikap dan perkataan Ahok yang tegas tapi cenderung kasar, yang sampai membuat Pakde Kartono dan Jusuf Kalla menasehati Ahok.

Ahok sendiri sudah menanggapi surat terbuka Jaya Suprana. Intinya Ahok mengatakan semua yang dikatakan, dilakukan adalah tanggung jawabnya pribadi. Lebih lengkapnya, Ahok mengatakan "Saya menyayangkan sikap beliau, ini merasis diri sendiri gitu. Kalau dia baik hati, ngapain pakai tulisan koran. Itu memprovokasi orang lain lho. Makanya saya lakukan apapun enggak ada hubungan soal SARA. Ini hak saya, saya mau ngomong apapun, yang salah ya pribadi saya."

[caption id="attachment_407104" align="aligncenter" width="620" caption="Foto dari islamtoleran.com"]

14279035881288279930
14279035881288279930
[/caption]

Sebagai pemerhati masalah sosial dan budaya, walaupun saya bukan seorang sosiolog atau budayawan, terhadap surat terbuka budayawan Jaya Suprana terhadap gubernur DKI Jakarta Ahok yang kebetulan sama-sama keturunan tionghoa, yang merupakan minoritas di Indonesia, saya berpandangan ;

1. Baik Ahok maupun Jaya Suprana tidak ada yang bisa disalahkan.

Jaya Suprana bicara demikian karena ia menjadi saksi sejarah, keluarga dan harta bendanya menjadi korban akibat kerusuhan SARA, baik masa G30S maupun saat tahun 1980an di Semarang. Keluarga Ahok belum pernah jadi korban akibat kerusuhan berbau SARA yang sangat memilukan, jadi sensitivitas Ahok tentu berbeda dengan Jaya Suprana.

2. Baik Ahok maupun Jaya Suprana sama-sama salah.

Urusan sensitif seperti SARA koq diramaikan di media massa? Jaya Suprana menulis di harian Sinar Harapan, Ahok menanggapinya kepada wartawan yang mewawancarainya dan pernyataannya yang tidak suka akan surat terbuka Jaya Suprana pun bisa dibaca seluruh rakyat Indonesia.

Sebagai seorang budayawan, seharusnya Jaya Suprana bisa sedikit lebih berbudaya dengan bicara secara personal ke Ahok, dari hati ke hati, Saya yakin Ahok akan mendengarkan nasehat Jaya Suprana, wong nasehat Pakde Kartono dan Jusuf Kalla saja didengarkan.

Sebagai seorang gubernur, seharusnya Ahok gak usah menanggapi surat terbuka Jaya Suprana yang terkenal sebagai kelirumolog, yang selalu becanda di segala cuaca, kapan saja, di mana saja, sehingga sulit membedakan kapan Jaya Suprana becanda, kapan serius.

Bisa saja saat menulis di Sinar Harapan, Jaya Suprana sedang becanda, buktinya ia mengatakan "Maka dengan penuh kerendahan hati, saya memberanikan diri untuk memohon Anda berkenan lebih menahan diri dalam mengucapkan kata-kata yang mungkin apalagi pasti menyinggung perasaan bangsa Indonesia. Terima kasih dari seorang warganegara Indonesia yang tidak sepemberani Anda."

Di satu sisi Jaya suprana mengatakan tidak sepemberani Ahok, di sisi lain Jaya Suprana melakukan hal yang sangat berani, membuat surat terbuka yang sangat menohok Ahok, yang terkenal temperamen tinggi dan mudah meledak-ledak jika dikritik. Hanya orang bermental baja dan bernyali tinggi, yang mampu melakukan apa yang dilakukan Jaya Suprana dengan surat terbuka di harian Sinar Harapan.

Selamat malam Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun