Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pengalaman Pijat Plus-plus di Jakarta

2 Juli 2013   20:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:06 2568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_271905" align="aligncenter" width="150" caption="salah satu tempat pijat di Jakarta, foto dari kutitipkancintaku.com"][/caption] 3 tahun lalu aku kedatangan teman-teman anak muda dari Papua. Mereka adalah temannya temanku yang kerja di salah satu tambang emas terkenal di Papua. Temanku seminggu sebelumnya sudah menelepon, ia titip agar temannya dibawa jalan-jalan selama 3 hari di Jakarta, sebab mereka butuh guide profesional yang tahu seluk beluk Jakarta biar tidak kesasar. Aku ajak mereka jalan-jalan ke Monas, Ancol, Ragunan, Pasar Baroe, makan ikan bakar di Muara Angke dan ke beberapa mall besar di Jakarta. Tak ku sangka, salah seorang di mereka bilang mau coba pijat plus-plus yang rupanya sudah terkenal sampai ke Papua. Aku kaget mendengar permintaan tersebut, ku telepon temanku tentang hal tersebut, temanku mengatakan bawa saja mereka ke sana, gak papa katanya, gak usah takut biayanya, nanti mereka yang bayar sendiri, mereka bawa uang banyak. Mendapat izin dari temanku, aku pun membawa 3 orang teman dari Papua ke salah satu tempat Pijat paling terkenal di Jakarta yang punya banyak cabang di Jakarta, yaitu Delta, dimana berdasarkan info dari teman-teman kantorku di Jakarta, pijat plus-plusnya Delta merupakan salah satu yang terbaik di Jakarta. Sampai di Delta Spa and Shiatsu, kita dipersilakan masuk ke ruang ganti, baju dilepas ditaruh di loker dan berganti celana pendek untuk berendam di whirlpool dan sauna + kimono jika selesai acara rendaman dan sauna. Kita pun diberitahu ruangan untuk pijat (massage) dan menunggu di dalam, tidak beberapa lama kemudian masuk terapis gadis muda (usia di bawah 40 tahun). Terapis tersebut menawarkan mau pijat apa? Pilihannya ada pijat tradisional, pijat shiatsu dan pijat campuran tradisional dan shiatsu. Aku pilih pijat tradisional, 2 teman dari Papua memilih pijat shiatsu, namun satu teman dari Papua dengan polosnya meminta apakah ada pijat plus-plus. Tak disangka, terapis tersebut menjawab, siap pak, khusus bapak kami akan berikan pijat plus-plus. Sampai selesai session pijat dan kita mandi, berendam dan sauna lagi, lalu bayar ke kasir dan pulang, teman dari Papua seperti merasa kesal, sepertinya ada yang kurang. Aku bertanya ada apa? Apakah ada pelayanan atau pijatan yang kurang enak? Dia awalnya enggan, namun akhirnya dia menjawab : "aku tadi minta pijat plus-plus, namun sejak mulai pijat sampai selesai, ku tunggu-tunggu tidak ada plus-plusnya, yang ada punggungku hanya diinjak-injak pakai kaki dan sikutnya menekan-nekan punggung aku." Aku mendengar penjelasannya jadi ketawa ngakak, lalu ku jelaskan "itulah pijat plus-plusnya, pijat pakai kaki dan sikut, aku ambil yang tradisional gak ada pijat kaki dan sikut, 2 teman kita yang ambil pijat shiatsu juga gak ada pijat kaki dan sikut. Kalo maksud bro 'pijat plus-plus' itu ML, di Jakarta gak ada, kalo bro gak percaya, silakan tanya Jokowi Ahok, ada gak pijat plus-plus di Jakarta, yang pijat + ML? Pasti jawabnya gak ada." Selamat malam Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun