Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Penulis Hebat Senang Banyak Sampah di Kompasiana

16 Maret 2015   22:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:33 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin saya membaca tulisan HL di kanal Media dari kompasiana fiksianer terbaik 2013 Fandi Sido berjudul "Kompasiana: Jurnalisme Warga atau Gosip?"

Menurut Saya, inti tulisan Fandi Sido mengatakan "Kompasiana berubah, jaman kejayaan kompasiana adalah tahun 2010-2011 saat masih identik dengan jurnalisme warga, karena banyak penulis hebat yang saat ini sudah gak nulis lagi di kompasiana, sehingga kompasiana sudah tidak jaya lagi."

Masih menurut saya, Fandi Sido mungkin lupa bahwa saat ini masih banyak kompasianer senior (dilihat dari waktu mendaftar) yang juga penulis hebat yang masih aktif menulis di kompasiana hingga saat ini, yaitu Elde, Esther Lima, Gatot Swandito, Muhammad Armand dll, jadi sebenarnya masalah datang dan pergi penulis hebat dari kompasiana, gak usah diambil pusing, itu adalah hal biasa, dinamika bersosial media.

Mungkin yang pergi merasa lelah, mungkin juga bosan, mungkin juga sibuk gak punya waktu untuk menulis lagi dll. Kalo ada 1 atau 2 "kompasianer hebat" tidak lagi menulis dan curhat berhenti menulis gara-gara banyak kompasiana berubah, maka sebaiknya Fandi Sido memberitahu mereka-mereka itu untuk jangan pergi, karena kalo mereka pergi nanti kompasiana akan sepi dan lama-lama akan ditutup karena kehilangan penulis-penulis hebat.

Pagi ini saya membaca tulisan HL di kanal media dari kompasiana Hilman Fajrian berjudul "Dengan Jurnalisme Warga dan Gosip, Kompasiana Membuat Perbedaan"

Menurut Saya, inti tulisan Hilman Fajrian mengatakan "Dengan berubahnya kompasiana, hal itu baik bagi kompasiana sendiri, karena menjadikannya berbeda dengan media lain dan menjadikannya bermanfaat bagi banyak orang, tak peduli seberapa pandainya mereka."

Masih menurut Saya, Hilman Fajrian lupa, bahwa kompasiana bukan hanya bermanfaat bagi banyak orang, tetapi juga menjadi sumber inspirasi banyak orang untuk menulis. Banyak warga biasa yang tadinya cuma ibu rumah tangga, sejak membaca tulisan-tulisan di kompasiana, memberanikan dirinya untuk menulis.

Siapa sangka, ternyata pengetahuan ibu rumah tangga ini begitu luasnya, kemampuan mereka menulis tentang apa saja yang mereka amati, walaupun dengan gaya khas emak-emak yang seperti curhat, jauh melebihi kemampuan menulis kompasianer yang telah lama menulis di kompasiana. Ukurannya mudah saja, HL dan TA dari admin menjadi ganjaran paling pas sebagai tolok ukur. 2 emak-emak ibu Rumah Tangga bisa saya sebut (walau belum minta ijin untuk menyebutkan) adalah Ifani dan Mike Reyssent.

Siang ini saya membaca tulisan-tulisan dari sahabat kompasianer sebagai bentuk tanggapan langsung atau tidak langsung terhadap tulisan Fandi Sido yang cukup mengguncang jagad kompasiana, karena sedikit menyinggung hati beberapa kompasianer yang tulisannya hanyalah "sampah", makanya gak dilirik oleh admin dan dijadikan HL, TA apalagi FA.

Pebriano Bagindo menulis "Berenang di Genangan Sampah Kompasiana", tulisan yang ciamik yang saya baca dari awal hingga akhir dengan asyik, dalam hati Saya akan marah, kalo perlu dengan sumpah serapah, jika ada yang mengatakan Pebriano Bagindo adalah penulis sampah.

Gatot Swandito menulis "K-er Hebat Hengkang, "Sampah" Yang Disalahkan" yang di-TA oleh admin kompasiana yang smart nan cerdas, tulisan dari lubuk hati terdalam yang penuh kejujuran dari saksi hidup kompasiana atas berbagai dinamika yang ada, mulai dari pertemanan, persahabatan, percintaan, sampai perseteruan yang sampai (akan) ke jalur hukum.

Dalam hati Saya akan marah, kalo perlu dengan sumpah serapah, jika ada yang mengatakan Gatot Swandito adalah penulis sampah, apalagi admin kompasiana sudah memberikan tanda Terverifikasi Biru, yang artinya seluruh tulisan-tulisan Gatot Swandito layak dibaca dan perlu, serta terpercaya.

Malam ini, juga besok pagi, siang, sore dan besok malam, saya mau rekan-rekan membaca tulisan Pakde Kartono berjudul "Penulis Hebat Senang Banyak Sampah di Kompasiana", Tulisan yang sangat komprehensif membedah tentang perubahan kompasiana, yang selalu dipenuhi penulis hebat, yang datang dan pergi, datang tak diundang, pergi tak diantar.

[caption id="attachment_403301" align="aligncenter" width="411" caption="Dok pribadi"][/caption]

Banyak penulis hebat di dunia ini, Hilman Fajrian menyebutkan beberapa diantaranya, yaitu Hemingway, JK Rowling, Pramoedya Ananta Toer, Goenawan Mohamad dll. Bagaimana mengenali mereka adalah penulis hebat? Mudah saja, karya-karya mereka dibaca jutaan orang di dunia, bahkan miliaran, dan buku-buku karya mereka sering dicetak ulang dan diterjemahkan ke banyak bahasa.

Itu penulis hebat di dunia yang sudah menerbitkan buku, bagaimana dengan penulis hebat di kompasiana (kompasianer hebat), bagaimana mengenalinya? Tetap saja mudah, kompasianer penulis hebat adalah yang tulisannya dibaca jutaan orang. Salah satu kompasianer yang tulisannya dibaca lebih sejuta orang adalah Pakde Kartono.

[caption id="attachment_403302" align="aligncenter" width="342" caption="Dok pribadi"]

1426521488395602378
1426521488395602378
[/caption]

Jadi siapa yang meragukan kalo Pakde Kartono adalah penulis hebat? Yang meragukan pasti ada, 1, 2, 3 orang wajarlah. Tapi kalo sampai ada yang mengatakan Pakde Kartono adalah "penulis sampah" maka ia perlu memeriksakan kesehatannya ke dokter terdekat. Wkwkwk

Oh yah, Sebagai Penulis Hebat, Saya Senang Banyak "Sampah" di Kompasiana. Karena Sampah yang saya maksud adalah "Segerombolan Anak, Mama, Papa yang Asik dan Hore"

Selamat malam Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun