Gak banyak orang yang punya sentuhan midas (sentuhan emas) di dunia ini, yaitu yang mampu mengolah sesuatu yang tidak berarti, kadang kala sampah, menjadi berarti dan bernilai (seperti emas). Pengertian ini telah mengalami perluasan makna dari pengertian sebelumnya, yang menurut mitos Yunani, sentuhan raja Midas (sentuhan emas) adalah menjadikan emas segala sesuatu yang disentuh sang raja, baik pohon, batu, makanan, minuman sampai putrinya pun jadi emas karena disentuhnya.
Dalam dunia kerja, saya selalu teringat nasehat senior di kantor saat saya masih menjadi junior auditor. Senior tersebut mengatakan "Kita bekerja gak usah pilih-pilih mau ditempatkan di bagian mana, mengerjakan apa? Kerjakan saja semua pekerjaan itu dengan baik dan hati ikhlas. Rejeki gak akan kemana, gak akan tertukar. Pekerja hebat bukanlah pekerja yang datang dan pulang tepat waktu, bukan juga pekerja yang selalu berada di meja kerja, bukan juga pekerja yang gak pernah kasbon gaji. Pekerja hebat adalah pekerja yang tubuhnya sehat, tenaganya kuat, otaknya smart, dan cepat naik pangkat."
3 tahun bekerja sebagai auditor, saya naik pangkat 3x. Sebelumnya hanya menjadi anggota tim audit, dimulai dari junior auditor, lalu senior auditor, di tahun ketiga Saya sudah menjadi ketua tim audit. Saya memimpin beberapa junior dan senior auditor.
Melihat kerja dan kinerja Saya yang berbeda dengan auditor-auditor lainnya, di suatu kesempatan, Senior tersebut mengatakan ke Saya "Ton, saya perhatikan kamu sejak awal masuk kantor sampai sekarang, kamu berbeda dengan pekerja yang lain. Kemampuan berpikir dan nalarmu jauh di atas auditor lain, Kamu sering melakukan hal-hal yang orang lain memikirkan pun tidak pernah, dan di kemudian hari pemikiranmu diikuti orang lain. Kamu berpikir lateral, out of box, dan yang terpenting, kamu itu punya sentuhan midas."
Mendengar pujian dari senior di kantor yang sangat saya kagumi dan hormati, Saya senyum-senyum sumringah kegirangan. Sejatinya Ia adalah sosok pendiam, ia jarang sekali memuji orang kalo orang tersebut gak keren dan habat banget.
Dalam hati saya berkata "Wah, si boss sampai muji-muji aku gitu, berarti aku hebat juga yah?" Pertanyaanku di dalam hati, ku jawab sendiri dalam hati juga "Kamu memang hebat Ton, kalo gak hebat, mana bisa kamu memperistri wanita super cantik, kepribadiannya baik, penampilannya menarik, kulitnya putih mulus gak burik, designer dan pengusaha yang punya banyak butik, tersebar dari Jakarta sampai Tasik."
Akhir kata, sebelum menutup tulisan penuh INSPIRASI ini, Saya merasa bersyukur dikatakan punya sentuhan midas (sentuhan emas), saya sudah membuktikan beberapa kali, pekerjaan yang tidak dilirik orang lain, setelah saya tekuni, lalu menghasilkan banyak uang/duit, lalu orang lain banyak yang mengikuti pekerjaan tersebut.
Setiap orang bisa punya sentuhan midas ini, memang aslinya sentuhan midas adalah sebuah anugerah (gift), tapi seiring perkembangan jaman, sentuhan midas bisa diperjuangkan, syaratnya cukup berat, yaitu kerja keras, disiplin, kreatif, beruntung dan di berikan anugerah oleh Tuhan gusti Allah.
[caption id="attachment_403017" align="alignnone" width="630" caption="Foto dari tribunnews.com"][/caption]
Namanya manusia selalu punya keinginan yang tak pernah cukup. Kemarin saya membaca berita di tempo, saya salut ke sosok wakil ketua DPRD Abraham Lunggana, biasa di sapa Haji Lulung. Ia putra Betawi asli, tidak sekolah sampai ke australi, tapi bisa sukses berat menduduki tahta wakil ketua DPRD DKI, punya banyak harta, dan dihormati karena senang menolong warga yang tertimpa musibah dan sangat membutuhkan pertolongan.
Menurut Saya, Haji Lulung punya sentuhan midas juga, berawal dari pemulung, ia merubah sampah-sampah yang dikumpulkannya di Tanah Abang jadi Emas. Setelah sukses besar jadi orang, from zero to hero, sentuhan midasnya juga mengalami peningkatan, kalo dulu ia mengumpulkan sampah lalu jadi duit, sekarang Ia meludah saja jadi duit. Ia mengatakannya dalam satu sesi wawancara dengan Majalah Tempo. Lulung mengatakan "Kalau saya enggak jadi apa-apa lagi, nongkrong saja di Tanah Abang. Meludah saja jadi duit."
Saya juga mau seperti Lulung, meludah saja jadi duit. Saya akan meludah banyak-banyak, biar jadi banyak duit. Kalo perlu DKI Jakarta saya banjiri dengan ludah saya.
Selamat malam Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H