Kompasiana akhir-akhir ini terasa agak sepi dibanding hari-hari biasa, apalagi kanal fiksiana, ada yang mengatakan seperti kuburan, sepi senyap cuma ada suara jangkrik dan kecoa.
Suatu tulisan di kanal fiksiana, misal puisi atau cermin, sangat sulit sekali mencapai 100 hits, sampai-sampai salah satu klub pecinta fiksi (desa rangkat) mengadakan lomba puisi dengan tema "Perempuan dalam aksara".
Yang ikut lomba cukup banyak juga, hadiahnya lumayan besar, juara I mendapat pulsa senilai Rp 200.000, juara II mendapat pulsa senilai Rp 150.000. Saya pun tertarik ikutan lomba puisi ini. Sama seperti fiksianer lain yang ikut lomba, niatnya untuk meramaikan kanal fiksiana yang sepi bak kuburan di malam jumat kliwon.
Saya mempublish puisi berjudul "Perempuan Pembuat Kasmaran", yang Saya persembahkan untuk istri Saya tercinta, yang sampai tulisan ini Saya publish, berhasil menangguk 210 hits, 69 comments dan 23 votes.
Statistik yang lumayan bagus menurut Saya untuk sebuah puisi yang dibuat oleh fiksianer pemula seperti saya, yang sebelum mempublish puisi tersebut, sempat terselip keragu-raguan "Apakah coretan yang saya buat layak disebut puisi? Dan apakah layak untuk diikutkan lomba, bersaing dengan puisi-puisi karya pujangga kompasiana seperti Rahab Ganendra, Doni Bastian, Dewi Pagi dan Muhammad Armand?"
Nasi sudah menjadi bubur, Saya sudah terlanjur mendapat cium bibir, nyatanya ada beberapa apresiasi (compliment) dari rekan kompasianer, katanya puisi saya puitis, romantis dan bikin nangis. Mereka sama sekali gak menyangka, Pakde Kartono yang mereka kenal humoris dan sering ngakak ngekek di mana-mana, ternyata romantis juga.
Dalam hati saya cuma tertawa ngakak, saya bergumam "Kalo cuma modal humoris, tapi gak romantis, bagaimana Saya bisa memperistri Bude, wanita tercantik di sekolah, kembang di kotanya dan pewaris tunggal harta papa mamanya yang bernilai puluhan miliar."
[caption id="attachment_400725" align="aligncenter" width="451" caption="Dok pribadi"][/caption]
Tentang sepinya kompasiana, saya dan teman-teman Pejaten melakukan pembahasan ringan, tentang apa alasan utamanya? Salah satu jawaban yang mengemuka adalah karena penulis-penulis hebat banyak yang tidak menulis lagi di kompasiana karena berbagai alasan. Alasan lain yang mengemuka, karena admin kompasiana mulai jarang menghighlight dan menTA artikel-artikel Pakde Kartono yang keren-keren seperti tahun 2012, 2013 dan 2014 silam.
SLOW atuh Pakde, koq jadi curhat? Wkwkwk
Dalam hati saya mengangguk-anggukan kepala, saya juga kehilangan dengan beberapa penulis-penulis hebat ini, saya rindu tulisan-tulisannya yang keren, yang selalu saya tunggu-tunggu jam berapapun ditayangkan, mau subuh atau tengah malam, saya pasti baca. Kecuali saya dan istri sedang terlibat pertempuran hebat, maka saya akan membaca tulisan mereka menunggu pertempuran hebat kami tamat.
Ini penulis-penulis hebat yang saya rindukan kembali menulis di kompasiana ;
1. Yusril Ihza Mahendra
Yusril adalah guru ilmu hukum saya di dunia nyata, dan saya senang bukan kepalang saat akhirnya Yusril membuat akun kompasiana, mengikuti jejak saya yang membuat akun kompasiana tanggal 12 April 2012.
Bergabung di kompasiana sejak 12 Juni 2012, tulisan terakhir di kompasiana tercatat ia publish tanggal 15 Agustus 2014. Ia pergi tanpa pamit, dan Saya sampai kangen berat akan kehadirannya membagi ilmu hukumnya di Indonesia, untuk meluruskan pengetahuan dan logika hukum banyak kompasianer dengan latar belakang berbagai disiplin ilmu, yang jika sudah menulis di kanal hukum terlihat lebih jago daripada guru besar hukum tata negara asal UGM Prof Dr Denny Indrayana.
[caption id="attachment_400722" align="aligncenter" width="454" caption="Dok pribadi"]
![14253983661437808736](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14253983661437808736.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
2. Herry FK
Bergabung di kompasiana sejak 16 september 2010, tulisan terakhir di kompasiana tercatat ia publish tanggal 31 oktober 2013. Ia pergi tanpa pamit, dan Saya sampai merasa sedih kehilangan sosoknya secara tiba-tiba, padahal hari-hari sebelumnya Saya dan Herry FK hampir tiap hari tertawa ngekek ngakak bersama-sama, baik di tulisannya maupun di tulisan saya. Tidak ada alasan pasti mengapa Herry Fk Off dari kompasiana, desas desus yang santer terdengar karena ia tidak terpilih sebagai nominasi kompasianer of the year tahun 2014.
Saya cari tahu ke berbagai teman dan tempat, sampai akhirnya Saya mendapat kabar sedih nan tragis menimpa Herry FK. Saya pun menuliskan di kompasiana tentang Herry FK, sebuah tulisan perpisahan, ini linknya http://hiburan.kompasiana.com/humor/2013/04/22/innalillahi-selamat-jalan-herry-fk--549108.html
[caption id="attachment_400723" align="aligncenter" width="405" caption="Dok pribadi"]
![14253984601818132285](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14253984601818132285.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Itulah 2 penulis hebat yang saya rindukan tulisan-tulisannya. Andai mereka kembali menulis di kompasiana, mungkin kompasiana akan kembali bergairah dan otomatis ramai kembali.
Mungkin rekan kompasianer kangen ke penulis hebat yang lain, silakan cantumkan di kolom komentar, tapi yang bener-bener hebat yah, yang mampu menyihir pembaca untuk mengangguk-anggukan kepalanya, tanda setuju dengan opini-opini atau paparan dalam tulisan-tulisannya, bukan penulis yang hanya mampu mengcopy kalimat-kalimat dari media lain, lalu mempastenya di kompasiana.
Selamat malam Indonesia