Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Alasan Sebenarnya Jokowi Ditolak di ITB

18 April 2014   22:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:30 1857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_332263" align="alignnone" width="680" caption="Demo Mahasiswa ITB menolak kedatangan Jokowi (foto dari tribunnews.com)"][/caption]

Berita Jokowi diusir dari kampus ITB oleh mahasiswa yang menolak adanya politisasi kampus, menjadi headline di hampir semua media nasional. Ada yang senang dengan berita pengusiran Jokowi ini, antara lain lawan-lawan politik dan pendukungnya. Banyak juga yang tidak senang dengan berita pengusiran ini, antara lain rektor ITB Akhmaloka yang mengundang Jokowi untuk memberi kuliah umum, ia merasa malu karena tidak bisa menjadi tuan rumah yang baik, Jokowi lover yang merasa kesal pujaannya diperlakukan tidak baik di sana, padahal Jokowi orang baik.

Tadi pagi saya ngobrol dengan teman-teman dari Pejaten, kita mensinyalir demo di ITB ditunggangi pihak-pihak tertentu (lucu juga yah, demo koq ditunggangi, seperti kuda aja). Jokowi sudah beberapa kali memberikan kuliah umum di kampus lain, selama ini fine fine saja, tidak ada penolakan, tidak ada masalah, yang ada malah mahasiswa kompak mengelu-elukan Jokowi, meminta foto bareng dan tanda tangan. Nah pas di ITB koq beda, tanya kenapa?

saya membedah masalah tersebut dengan super hati-hati, kami menggunakan data-data dan fakta-fakta yang ada, sehingga akhirnya sampai pada kesimpulan alasan sebenarnya mahasiswa ITB menolak kedatangan Jokowi yang atas undangan rektor ITB akan memberikan kuliah umum.

alasan penolakan ternyata bukan murni "stop politisasi kampus", tetapi ternyata ada alasan-alasan lain, yaitu :

1. Jokowi alumni UGM, bukan alumni ITB

Mahasiswa ITB lebih suka yang memberi kuliah umum adalah sosok yang lulusan ITB seperti Ridwan Kamil, bukan lulusan UGM atau kampus-kampus lainnya. hal ini bisa dimengerti, karena adanya ego kampus, yang mengklaim diri sebagai kampus terbaik di Indonesia.

2. Jokowi lulusan Fakultas Kehutanan, di ITB tidak ada Fakultas Kehutanan

Mahasiswa ITB yang sebagian besar mengambil jurusan teknik (elektro, informatika, industri, geologi, pertambangan, perminyakan, fisika, kimia dll) tidak merasa mendapat manfaat jika menerima kuliah umum dari seorang lulusan fakultas kehutanan yang tidak nyambung dengan bidang studi yang mereka ambil.

3. Perbedaan gajah

ITB identik dengan Ganesha, Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan, yang sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk, sementara UGM (almamater Jokowi) identik dengan patih dari kerajaan Majapahit, yaitu Gajah Mada.

4. Jokowi pengusaha, bukan dosen

Kesalahan pihak rektorat ITB mengundang Jokowi untuk memberikan kuliah umum. coba Jokowi datang ke ITB untuk mengadakan pelatihan wirausaha, mungkin mahasiswa ITB akan menerimanya dengan senang hati, karena Jokowi termasuk ke dalam kelompok pengusaha yang sukses dengan ekspor Furniture buatannya yang sampai ke eropa. dengar-dengar rekan Elde, seluruh perabotan rumah tangganya di Jerman di ekspor oleh perusahaan Jokowi di Solo, sehingga rekan Elde mati-matian membela Jokowi dan menjadi Jokowi Lover, padahal tadinya ia merupakan PKS lover.

5. Jokowi bukan Pakde Kartono

Mahasiswa ITB menolak Jokowi karena menolak kampusnya dipolitisasi. Bila yang datang bukan Jokowi, tetapi Pakde Kartono, tidak ada alasan mahasiswa tersebut menolak, bahkan kemungkinan besar mahasiswi ITB yang kinyis-kinyis, ditambah mahasiswi-mahasiswi kinyis-kinyis dari Universitas padjajaran, Universitas parahiyangan, universitas Maranatha, Unisba, UPI dan Enhai akan berjejer sepanjang jalan menuju kampus ITB untuk menyambut kedatangan Pakde Kartono yang akan menampakan wajah aslinya untuk pertama kalinya, yang menurut kabar yang bisa dipercaya, sudah membuat banyak orang KEPO, dan memimpikannya pagi siang sore malam. Pakde Kartono datang ke ITB tidak untuk politisasi kampus, tetapi untuk memberikan kuliah umum bagaimana cara menulis yang asyik, yang aktual, inspiratif, bermanfaat dan menarik sehingga tulisannya bisa dibaca sampai sejuta pembaca.

Demikianlah alasan sebenarnya menurut teman-teman saya di Pejaten kenapa Jokowi ditolak memberikan kuliah umum di ITB, bukan murni kuatir adanya politisasi kampus.

Ini opini saya dan teman-teman, apa opinimu?

Selamat malam Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun