Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tulisan yang Ditunggu dan Sosok yang Dikangenin

26 April 2014   23:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:09 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca tulisan rekan Eka Nasrudin berjudul "Deadline Article di Kompasiana" yang dipublish tanggal 25 April 2014 jam 18.06 ( http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/04/25/deadline-article-di-kompasiana-649473.html ) terus terang membuat saya jadi senyum-senyum sendirian. Eka Nasrudin menyatakan dirinya sebagai newbie, padahal terlihat dari caranya bertutur di Tulisan terlihat ia adalah penulis yang handal, jika tidak mau dikatakan handal, kata berbakat juga terasa pas.

[caption id="attachment_333431" align="alignnone" width="480" caption="capture it dari tulisan Eka nasrudin (dok pribadi)"][/caption]

[caption id="attachment_333432" align="alignnone" width="480" caption="(dok pribadi) capture dari tulisan Eka Nasrudin"]

1398474896766209990
1398474896766209990
[/caption]

Kedua capture tersebut saya tampilkan bukan dalam rangka bernarsis ria, sama sekali bukan, tapi untuk memperkuat argumen dari tulisan yang sangat bermanfaat dan inspiratif ini. Kan gak seru dan gak asik, menulis bagaimana caranya supaya tulisan dikangenin dan ditunggu-tunggu, tetapi tulisan kita sendiri gak dikangenin dan ditunggu-tunggu pembaca.

Berikut tips sederhana dari saya (nanti mba Ellen boleh tambahkan di kolom komentar), bagaimana caranya agar tulisan kita dikangenin dan ditunggu-tunggu (kalo sosok penulisnya sudah pasti dikangenin dan ditunggu-tunggu oleh istri tercinta, sahabat-sahabat tercinta, lover dan hater) :

1. Menulis secara konsisten

Di akhir tulisannya, mas Eka Nasrudin menuliskan "Menjadi penulis hebat dan bagus bukankah tidak di capai dalam sehari atau 2 hari? Sangat di butuhkan kebiasaan dan konsistensi dalam menulis."

Tidak ada kata lain dari saya selain SEPAKAT. Konsistensi sangat dibutuhkan oleh seorang penulis, secara berkala ia harus menerbitkan tulisan-tulisannya, sehingga pencinta tulisannya pun tersalurkan lapar dan dahaga akan tulisan beliau. Contoh penulis yang konsisten adalah Sidney Sheldon. Puluhan judul novel, dengan berbagai macam genre dan situasi, membuat karya-karya Shidney Sheldon menjadi Best Seller dunia dan diterjemahkan ke dalam ratusan bahasa di dunia. Belum habis baca satu novelnya, pembaca sudah pingin baca novel lainnya.

2. Menulis banyak tema (genre)

Sebisa mungkin seorang penulis menguasai satu bidang, misalnya seperti Pakde Kartono menguasai bidang Finance, tapi disarankan juga berani untuk berani menulis tentang politik, hukum, anak muda, humor bahkan seksologi, sehingga pembaca tulisan-tulisan Pakde Kartono tidak dibosankan oleh tulisan tentang Finance, apalagi jika cara penyampaiannya sangat text book mirip diktat kuliah, bisa dipastikan pembaca akan malas membacanya. Contoh lain adalah mba Ellen Maringka, yang menguasai bidang Akunting, HRD dan Psikologi, tetapi berani menulis tentang politik, hukum, anak muda, sosial budaya, puisi dan seksologi, padahal ia bukan seorang seksolog, tapi di mata saya, tulisan dan informasi yang disampaikan oleh Mba Ellen Maringka tentang seks, lebih lengkap dan bermanfaat daripada yang pernah disampaikan oleh Dr Boyke maupun Dr Naek L Tobing.

Terkait banyak genre diyakini tidak akan membuat bosan pembaca, dibanding 1 genre yang lama-lama akan membuat bosan, misal politik terus menerus atau humor terus menerus, apalagi kalo inti tulisan sudah tertebak dari membaca judulnya saja. Harap jangan disamakan dengan pernikahan, karena baik pernikahan monogami maupun poligami, tak akan pernah membosankan, dengan syarat selalu ada api cinta yang membara di hati masing-masing pasangan.

[caption id="attachment_333469" align="alignnone" width="718" caption="Selain dikangenin pembaca, juga dikangenin admin kompasiana hihihi"]

13985083021530053899
13985083021530053899
[/caption]

3.  Buat ciri khas penulis

Setiap penulis diharapkan mempunyai ciri khasnya sendiri-sendiri, ibaratnya brand bagi dirinya, yang dalam bahasa marketing termasuk dalam strategi Differensiasi product. Hal ini bisa diciptakan dan dikondisikan sejak awal menulis, atau sambil jalan menemukan ciri khas yang sesuai dengan dirinya, sehingga di manapun dan kapanpun satu tulisannya dibahas, orang akan mampiu mengidentifikasi siapa penulisnya tanpa harus melihat nama penulisnya.

Misalnya Pakde Kartono dengan kenarsisannya yang gemesin itu, yang gak malu-malu menceritakan dirinya ke publik bahwa ia ganteng, pintar, humoris dan mapan. Misalnya lagi Ellen Maringka yang gonta ganti PP sehari minimal 2x dan terkenal dengan sumbunya yang pendek dan taglinenya "Musuh tak ku cari, tapi kalo ada tak ku lari" Gatot Swandito yang menulis apa saja, selalu membawa-bawa PKS kemana-mana. Ilyani Sudardjat dengan salam kompasiananya, Ya sudah gitu aja. Dewi Pagi yang masih betah dan gak pernah mau pindah dari Kampung Hujan. Ifani yang selalu membawa-bawa suami dan notaris ke dalam tulisannya dan pesan-pesannya yang bermanfaat. Arke yang tidak boleh ketinggalan sempaknya, padahal sempaknya itu sudah bolak balik side A B A B A B gak juga dicuci-cuci.

4.Jadilah pribadi yang baik dan menyenangkan

Bersikaplah ramah dan murah senyum kepada semua orang, baik kepada yang menyukaimu, maupun yang tidak menyukaimu. ini ada quotenya di film Godfather "Keep your friend close, and your enemy closer." Sebagai seorang penulis, sibukan dirimu dengan menulis, tentang apa saja, boleh tentang pengalaman pribadi, pengamatan atas lingkungan, tentang harapan dan cita-cita, tentang imajinasi, tentang kritik sosial, tentang dunia nyata, dunia maya atau dunia lain. Jangan menyibukan diri dengan hal-hal gak perlu, apalagi dengan orang-orang gak penting, yang bukannya membawa kebaikan bagi dirimu sendiri sehingga bisa menjadi lebih baik, justru membawa aura negatif sehingga anda jadi males, mules, lemes dan pada akhirnya jadi omes (otak mesum).

Jika anda sudah jadi pribadi yang menyenangkan bagi banyak orang, baik karena kebaikan, keramahan maupun kelucuanmu, maka sedikit orang yang tidak menyukaimu, entah karena sebab apa? akan perlahan-lahan menyukaimu (kembali), dan menjadikan dirimu idolanya, yang akan terus terbawa-bawa sampai mimpi di saat tertidur, karena ia akan menyadari kesalahannya, daripada membenci lebih baik mencintai, hati senang, hari-hari tenang, dikangenin dan juga ngangenin.

Selamat sore Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun