Pulau Dewata (Bali) menjadi tujuan utama wisata di Tanah Air, apalagi menjelang liburan panjang sekolah bulan Juni Juli ini, Bali sesak oleh wisatawan lokal maupun domestik (sama aja yah?) dari Sabang sampai Merauke, juga wisatawan mancanegara dari Alaska sampai Australia, istilah kerennya 'peak season'.
Hotel-hotel tingkat okupansinya tinggi, rata-rata di atas 90%, itu pun sudah mahal harganya karena mereka menaikkan harga sewa kamar per hari jika peak season seperti ini. Tiket penerbangan menuju Denpasar, baik yang promo maupun ekonomic, sebagian besar 'fully booked' kecuali tiket kelas business dan first class seperti yang sering saya beli jika perjalanan diganti oleh kantor atau dibebankan ke biaya klien.
Tempat-tempat wisata untuk umum penuh lautan manusia, seperti pantai Kuta dan Sanur kecuali private beach yang berada di belakang hotel-hotel bintang 5 atau villa-villa eksklusif, seperti satu punya saya di kawasan Uluwatu, dan satu punya Mba Ifani di kawasan Jimbaran.
Sebagai pengamat masalah-masalah sosial yang telah teruji waktu, saya mau memberikan saran dan nasehat liburan yang baik, sehingga liburan menjadi seru dan pulang membawa kenangan indah dan ingin kembali ke Bali suatu hari nanti.
Berikut adalah hal-hal yang sebaiknya TIDAK DILAKUKAN selama liburan di Bali ;
1. Pakailah bikini hanya di pantai atau di kolam renang hotel/Villa
Mungkin hanya di Bali orang merasa tidak risih jika berenang (swimming) atau sekedar berjemur (sunbathing) di pantai atau kolam renang memakai bikini, baik yang one piece atau two piece. Orang-orang di Bali sangat menghargai privacy para turis, dan mereka tidak menganggap tindakan para turis yang bertelanjang dada di tempat umum sebagai perbuatan yang tidak pantas atau tidak beretika. Tapi jangan pakai bikini seperti gambar di bawah ini yah, Anda akan disangka orang gila.
[caption id="attachment_340412" align="alignnone" width="645" caption="Foto dari bbm sonny"][/caption]
2. Para gay berkumpul di bar khusus gay (misal : Bali Joe Bar)
Dewasa ini, banyak gay maupun lesbian yang mulai berani terang-terangan menunjukan eksistensi dirinya. Bahkan sampai-sampai ada situs yang dibuat khusus untuk komunitas mereka, atau tempat nongkrong/kongkow khusus gay atau lesbi di beberapa kota di dunia. Tidak usah jauh-jauh ambil contoh ke Amerika, Eropa atau Singapura, di Indonesia, khususnya di Bali, bar khusus gay juga ada, namanya Bali Joe, letaknya di Seminyak Bali. Kalo di Bar khusus gay dianggap fine-fine aja, tapi jangan di tempat-tempat terbuka yah jika ingin menunjukan diri sebagai gay, seperti gambar di bawah ini.
3. Sesajen Bali
Kalo kita jalan-jalan di Bali, akan sering melihat sesajen/sesaji diletakkan di depan bangunan, baik rumah, kantor maupun toko. Sudah menjadi tradisi, orang Bali yang beragama Hindu memulai hari dengan berdoa, terdapat juga sesajen bunga.
Sesajen ini sangat sakral bagi umat Hindu, tujuannya untuk mendapatkan berkah. Sesajen sederhana dipersembahkan setiap hari, sedangkan sesajen istimewa dipersiapkan untuk acara-acara keagamaaan tertentu.
Turis yang ke Bali banyak yang memfoto-foto sesajen ini, karena mereka menganggapnya unik, tapi jangan ditiru kelakuan orang dalam foto ini, yang akan memakan sesajen, karena ia kehabisan uang tidak bisa makan di restoran atau rumah makan di Bali yang harganya memang lumayan mahal.
[caption id="attachment_340414" align="aligncenter" width="564" caption="Foto dok pribadi"]
Demikianlah saran dan nasehat dari saya pengamat sosial yang juga seorang MPA, terkait liburan ke Bali yang baik, sehingga liburan berjalan lancar dan pulang membawa kenangan manis.
Selamat pagi Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H