Sejak tanggal 9 Juli 2014 sampai hari ini, kita semua rakyat Indonesia menunggu-nunggu tanggal 22 Juli 2014, tanggal dimana KPU mengumumkan hasil real count pilpres 2014 dengan rasa penasaran tinggi. Siapa yang akan menang pilpres 2014 akan terjawab. Apakah pasangan no urut 1 Prabowo - Hatta Rajasa? Atau pasangan no urut 2 Jokowi - Jusuf Kalla?
Kedua kubu yang bersaing yakin keluar sebagai pemenang, dan masing-masing sudah mendeklarasikan kemenangannya, bahkan pasangan no urut 1 sampai sujud syukur mencium bumi, dan puncak pertayaan kemenangan pasangan no urut 1 adalah Jumat tanggal 18 Juli 2014 kemarin. Hashim Djojohadikusumo mengadakan "Ibadah Pengucapan Syukur atas Kemenangan Prabowo-Hatta 2014-2019" di JCC Senayan.
[caption id="attachment_348694" align="alignnone" width="187" caption="Foto dari merdeka.com"][/caption]
Hashim mengatakan : "Kita akan saksikan suatu keputusan KPU 22 Juli. Sekarang menurut real count kita, kita masih unggul tapi agak tipis. Kami unggul 1,6 persen. Kita harus waspada, jaga agar suara kita tidak dicuri. Pihak lain bilang kalau kita menang, berarti karena kecurangan. Itu tidak usah dimomentari. Kita yakin kalau kita menang itu bukan karena kecurangan."
Saya salut dengan keoptimisan kubu Prabowo yang ditujukan melalui ibadah yang digelar oleh adik kesayangannya Hashim. Optimis kan sikap yang baik. Daripada pesimis lebih baik optimis.
Biasanya orang yang sudah yakin menang, kepingin jika pengumuman dipercepat. Nah, di pilpres ini ada yang aneh. Di satu sisi Hashim yakin menang dan sudah menggelar ibadah perayaan kemenangan, di sisi lain Prabowo yakin kalah dan sudah meminta KPU menunda pengumuman real count oleh KPU, bahkan sudah meminta pemungutan suara ulang di 5000 lebih TPS di DKI Jakarta.
Ada-ada aja pak Prabowo? Sedang ngigau atau ngelindur Pak? Yang berhak memutuskan pemungutan suara ulang itu mahkamah konstitusi, bukan bawaslu atau KPU, apalagi Prabowo atau Fadli Zon. Bapak gak siap kalah yah? Gimana sih Pak? Katanya siap menang siap kalah? Koq berubah lagi omongannya? Saya jadinya LIEUR.
Saya sih seneng-seneng aja kalo pemungutan suara di ulang di seluruh Indonesia. Karena saya bisa dapat banyak proyek lagi dari pencetakan kertas suara, event organizer, penyewaan alat musik dan sound system, penjualan nasi bungkus.
Tapi saya punya 1 syarat. Silakan lakukan pemungutan suara ulang, buat nyeneng-nyenengin rakyat, pemilu kan pesta demokrasi, pestanya rakyat, diadakan setahun 2x juga gak papa, tapi pengumuman KPU tetap dilaksanakan tanggal 22 Juli 2014, dan Jokowi tetap dilantik tanggal 22 Oktober 2014. Karena hasil pemungutan suara ulang, mau 100x juga hasilnya tetap tidak berubah, Jokowi presiden RI 2014-2019.
Suara rakyat suara Tuhan, siapa bisa mempengaruhi Tuhan saat ini? Menurut saya, kali ini Tuhan berkehendak Jokowi jadi presiden RI 2014-2019, gak tau kalo menurut mas Anang atau mas Dhani bagaimana?
Selamat pagi Indonesia