Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Pepih Nugraha dan Isjet (Admin Kompasiana)

26 Februari 2015   23:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:27 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah dibaca banyak orang, harapan berikutnya adalah mendapat apresiasi dari admin kompasiana dengan dihighlight, lalu di HL atau TA, syukur-syukur bisa di FA. Alhamdulillah, saya sudah merasakan semuanya, FA malah sudah 3x.

Hadiah HL, TA dan FA dari admin sangat berperan dalam mendongkrak jumlah pembaca, sering sekali kita saksikan, tulisan yang tidak laku, yang dibaca di bawah 100 pembaca, setelah diHL atau diTA admin, hits-nya langsung naik cepat dan menjadi di atas 100 hits, kadang-kadang di atas 1000 hits. Beruntunglah kompasianer yang tulisan-tulisannya sering terdongkrak oleh admin dengan diHL atau diTA, karena memang tulisannya sangat bagus dan bermutu.

Dari semua kompasianer yang saya amati rekam jejaknya, prosentase tertinggi tulisan mendapat highlight, lalu HL dan TA adalah kompasianer Pepih Nugraha dan Isjet. Prosentasenya hampir 100%.

Ini membuat saya salut dan merasa tertantang untuk bisa melakukan hal seperti yang mereka lakukan, sayangnya gak bisa. Beberapa tulisan saya, jangankan di HL atau TA, di highlight pun tidak. Saya sadar diri, mungkin tulisan-tulisan yang tidak dihighlight tersebut karena memang tidak bermutu, tidak bermanfaat.

Lebih baik sadar diri, untuk introspeksi agar membuat tulisan yang lebih bagus lagi, daripada menuduh admin yang bertugas punya rasa dislike ke penulis, atau ia tertidur, atau ia jalan-jalan ke mall (padahal mungkin benar juga salah satu alasan ini wkwkwk LOL).

Makanya saya sedih sesedih-sedihnya, saat membaca tulisan curhat mahaguru saya, kompasianer asal Sarkem Yogyakarta, Jati Kumoro, yang sama sekali gak pernah HL, TA apalagi FA.

Kurang apa mahaguru Jati? Tulisan-tulisannya bagus-bagus dan runut. Ia mampu mendeskrepsikan suatu peristiwa dengan sangat rigit. Pembaca tulisannya membludak, vote bertebaran.

Saya gak ngerti salahnya di mana? Pingin saya bertanya ke tim admin yang bertugas. Tapi saya sadar, itu bukan sifat saya mencampuri hak prerogatif seorang yang bertugas. Akhirnya saya diam saja, dalam hati saya berkata "Mas Jati, sing sabar yah, mas belum beruntung. Coba terus menulis, pantang menyerah, suatu hari pasti HL atau TA juga." Pingin sayabertanya ke rumput yang bergoyang? Saya kuatir saat bertanya, ada 2 orang sedang goyang-goyangan di rumput yang membuat rumput jadi bergoyang.

Karena kang Pepih dan bang Isjet adalah dua orang kompasianer keren, maka pelajaran dari keduanya cukup saya buat 2 saja. Sebenarnya masih banyak poin-poin pelajaran yang bisa saya tuliskan di sini, tapi karena keterbatasan waktu di sela-sela kesibukan yang luar biasa padat, poin-poin lainnya jika memungkinkan, nanti akan saya buat lagi di kesempatan terpisah.

Akhir kata, sesuai kata mbah di kampung "Tidak ada gading yang tak retak" yang artinya tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga tulisan ini, jika mengandung salah-salah dikit, maupun banyak, mohon dimengerti dimaafkan, sehingga tidak menjadi penghalang serius bagi admin yang bertugas, jika ingin menghighlight, bahkan mengHLkan atau MenTAkan tulisan sarat edukasi dan inspirasi ini.

Salam ganteng, pintar, humoris dan mapan

Selamat sore Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun