Setelah dibelah dan dipotong dengan ukuran proporsional kemudian digerinda (bukan di Gerindra, jangan diplintir) agar tepi-tepinya tidak tajam.
Kemudian mulailah nglaras (menala) atau menyesuaikan nada sesuai yang diinginkan. Dimulai dari nada terendah 1 (ji). Jika kurang tinggi nadanya pukul sisi bawah wilahan. Sebaliknya, jika kurang rendah nadanya, ya tentu harus bagian atas yang dipukul dipipihkan.
Membuat lubang paku, tampaknya gampang, tinggal senter atau tandai seperempat bagian atas atau bawah lalu dibor, selesai. Tidak demikian, untuk menentukan titik mana yang pas untuk dibuat lubang paku, terlebih dahulu dicari posisi titik mana yang paling bening (dengungnya panjang), ini akan berpengaruh terhadap merdu dan budeg (apa istilahnya, dengungnya kurang panjang) jika kelak didudukkan pada rancakan (tempat dudukan bilah-bilah).
Caranya, dari bilah terpanjang atau nada terendah 1 (ji) peganglah bilah yang sudah jadi dan dilaras tadi dengan telunjuk dan ibu jari kira-kira ¼ dari bagian atas, kemudian thinthing (pukul pelan-pelan), cari titik yang paling bening suaranya dengan menggeser atau memindah-mindah keatas dan kebawah (bukan ke samping) pegangan jari atau jempol. Setelah ditemukan titik beningnya, sementara tandai dulu dengan spidol.
Berikutnya lakukan hal yang sama untuk nada yang paling tinggi 2 (ro cilik). Setelah ditandai susunlah bilah-bilah yang akan dibor mulai dari nada rendah berurutan ke nada tinggi. Kemudian letakkan mistar melintasi semua bilah-bilah dengan berpedoman pada titik bilah (nada paling rendah dan nada paling tinggi) yang sudah ditandai tadi, lantas digaris semua bilah-bilah yang terlintas mistar tadi dan cari titik tengahnya kemudian baru dibor. Selesai? Belum prosesnya masih panjang, tunggu artikel berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H