Mohon tunggu...
PAK DHE SAKIMUN
PAK DHE SAKIMUN Mohon Tunggu... pensiunan penjaga sekolah -

Sedang menapaki sisa usia. Mencari teman canda di dunia maya. Hobi apa saja termasuk membaca dan (belajar) menulis. Bagi saya belajar itu tak berbatas usia. Menuntut ilmu dari ayunan hingga liang lahad. Motto : Seribu orang teman sangat sedikit, dan satu orang musuh terlalu banyak.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ada yang Naik dan Ada Juga yang Turun...

4 Juni 2016   13:13 Diperbarui: 4 Juni 2016   13:25 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harga Naik, Harga Turun. Kreasi sendiri...

Dilematis bila tidak bisa disebut simalakama. Harga-harga kebutuhan pokok mahal, konsumen menjerit. Sebaliknya, jika harga; beras, cabai, bawang, dan hasil tani lainnya turun, petani menangis. Bahkan pernah terjadi petani, panen tomat ber ton-ton hanya dibuang ditepi jalan lantaran harganya sangat murah. Panen kol atau kubis hanya dicacah-cacah di lahan karena upah angkut lebih mahal ketimbang harga kol nya sendiri.

Sebagai rakyat kecil yang bukan petani, dan berpenghasilan rendah, tentu sangat sedih dan menderita manakala harga kebutuhan pokok mahal. Namun petani (cabai) sangat riang gembira ketika harga cabai mencapai di atas 50 ribu per kilo.

Adakah korelasinya naiknya harga-harga dengan rasa nasionalisme? Kalau hedonisme dan egoisme atau ingin hidup (mewah) sendiri pasti ada. Artinya mengambil kesempatan dalam kesempitan, atau mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari meningkatnya kebutuhan masyarakat. Menari diatas punggung rakyat miskin.

Memang menjelang hari-hari besar keagamaan seperti ramadhan, lebaran, natal dan tahun baru (dianggap) sebagai pemicu naiknya harga-harga, itu salah satunya. Sesungguhnya naiknya harga-harga kebutuhan pokok banyak faktor penyebabnya, antara lain petani gagal panen, cuaca buruk, bencana alam dan lain sebagainya.

Selain bencana alam atau gagal panen, penyebab lainnya yang diakui ataupun tidak adalah disebabkan oleh rakusnya orang-orang yang selalu merasa lapar dalam kekenyangan, dan serakah dan tamaknya orang-orang yang merasa miskin dalam kemewahan.Biasanya mereka melakukan trik yang menjijikkan, ‘menimbun’ barang agar langka dipasaran, setelah itu harga bisa dinaikkan, dan merekapun mendapat untung yang sebesar-besarnya. Kejam! 

Semoga selama ramadhan dan sesudahnya kerakusan dan ketamakan musnah dan menjelma menjadi kepedulian dan suka berbagi pada yang membutuhkan.

Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1437 H

Harga Naik, Harga Turun. Kreasi sendiri...
Harga Naik, Harga Turun. Kreasi sendiri...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun