Dalam ajang pilkada atau pil-pil yang lain, dukung mendukung adalah hal biasa. Tentunya dukungan itu diberikan dengan harapan jagonya akan memenangkan pertarungan. Yang luar biasa adalah apabila yang didukung belum ada atau tidak jelas tapi sudah menjelek-jelekkan menghina bahkan memfitnah calon yang lain. Mereka bilang jagomu bosok bobrok mblekotrok, nggak kayak jagoku yaaaaaaang.....durung ketok. Hehehehe...
Bingung kan? Mau dipuji, siapa yang dipuji, dipuji karena telah berbuat apa? Daripada bingung mari kita teruskan kenapa saya mendukung AHOK. Apa kehebatan AHOK sehingga saya yang orang sumatera payah-payah mendukung AHOK, toh tak ada pengaruhnya sama sekali, lha wong saya pasti tidak bisa memberikan suara. Alasan saya yang lain karena AHOK (juga) warga negara Indonesia.
Begini, seperti pada judul diatas, apakah salah bila saya mendukung AHOK? lha wong AHOK itu cucu-cucu saya. Kok cucu-cucu? Ya, AHOK itu singkatan atau inisial dari ke empat cucu-cucu saya yang saya ambil dari nama-nama presiden Amerika Serikat, seperti Abraham Lincoln, Herbert Hoover, Barack Obama dan John.F.Kenedy.
Tentunya nama-nama cucu-cucu saya tidak 100% sama dengan nama-nama presiden Amerika Serikat tersebut.
Adapun nama cucu-cucu saya adalah A = Abraham Tukimin (bukan lunggana), H = Herbert Wagimun (nyangkut nama saya sedikit), O = Obama Raditya (agak keren), dan K = Kenedy Rangga Saputra (lebih keren dari yang lain).
Memang tidak semua pernah saya dukung, maklum selain tempatnya berjauhan, ada cucu saya yang badannya malah lebih tinggi besar dan tegap ketimbang saya.
Ketika mereka masih kecil-kecil dan dekat dengan saya memang saya sering memangku, menggendong atau mendukung mereka. Lha sekarang, baru njunjung saja sudah nggeblak saya, apalagi nggendong, mecedel. Hehehehehe...
Jadi, tidak salah kan saya mendukung cucu saya. Dan ketika memanggil ke-empat cucu-cucu saya sekaligus, untuk mengirit suara, saya cuma panggil satu kata “AHOK”—inisial darii Abraham, Herbert, Obama dan Kenedy—merekapun gembrudug (apa ya gembrudug, menghambur) ngamplok ke saya.
Sayang sekali mereka tidak satupun ada yang tinggal di Jakarta. Andaikata mereka semua berada di Jakarta saya akan bilang kepada keempat cucu-cucu saya : “AHOK, kalian dukung Ahok ya!” Hahahaha....AHOK kok dukung AHOK.
Silakan dukung mendukung siapa saja, tapi bukan dengan cara adigang adigung, gemblung dan linglung seperti kebo bingung, tapi dengan cara mentelung tumiyung (rendah hati). Sambil memainkan angklung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H