Anda pasti tidak akan percaya. Anda akan mengira bahwa berita ini hoax. Anda benar, mana mungkin ada berlian dalam bilah petai. Maaf jika Anda tertipu. Tak terkilas dalam benak saya niat jahat untuk menipu Anda. Judul tulisan ini hanya sekadar menarik Anda untuk mengklik dan membaca isi tulisan ini. Biasanya kalau ada berita yang nyleneh-nyleneh dan aneh-aneh tanpa berpikir satu setengah kali langsung saja di klik, seperti berita Makhluk Raksasa Muncul Dari Kawah Gunung Kerinci.Hehehehe.....jangan marah ya, kayak Ahok saja sedikit-sedikit marah, sedikit-sedikit marah, marah kok sedikit-sedikit.
Sekali lagi saya mohon maaf, saya tidak bermaksud menipu Anda dengan judul diatas. Tapi bahwa rejeki nomplok yang diperoleh pedagang sayur itu benar adanya. Memang, yang didapatkan itu bukan berupa berlian, tetapi nilainya lebih mahal dari berlian.
Tidak semua pedagang sayur memang yang mendapat rejeki nomplok itu, ada beberapa yang beruntung. Rejeki yang lebih berharga dari sebongkah berlian itu adalah berupa perhatian dan kepedulian (calon)pemimpin terhadap rakyatnya.
Sebagai rakyat kecil, siapa sih yang tidak bangga dikunjungi oleh orang-orang terhormat atau para pejabat yang sangat merakyat. Kebanggan itu tak bisa dinilai secara materi.
Memang, tidak semua pedagang sayur itu bangga atas kunjungan bapak-bapak (calon) pemimpinnya, ada yang cuek bebek saja bahkan ada yang muak, berikut adalah celetukannya :
Yu Tuk (bukan You Tube) : “ Yu Nem, orang itu siapa sih, kok saya baru tahu, tumben beliau mau nanya-nanya kita.”
Yu Nem : “ Itu bapak-bapak yang penuh perhatian dan sangat peduli terhadap kita, makanya beliau mau berbau-bau berkumuh-kumuh ngunjungi kita.”
Mbok Nah: “Peduli apane? Halah mbelgedhes, paling-paling minta dukungan mau nyalon gupenur.”
Yu Nem :” Hussh nggak boleh bilang begitu, buktinya, belum jadi gubernur saja sudah peduli sama kita, mau ngedum-ngedum uangnya, apalagi besok kalo sudah jadi, kan uangnya tambah numpuk.
Demikianlah celetukannya para mbok bakul di pasar-pasar sayur itu.
Ketika Jokowi blusukan dibilang pencitraan. Yang menggelikan, sekarang justru di kopi-paste oleh mereka yang dulu mengejek, mencibir bahkan menghina blusukannya Jokowi.