Komplek perumahan “Nusa Karya Raya Indah” tiba-tiba gaduh. Hal itu dipicu oleh seorang yang bernama Joni Winata yang baru setahun tinggal disana namun oleh warga diangkat menjadi Ketua RT. Tak hanya itu penyebab massa berdemo didepan rumah Joni Winata. Di jalan umum tepat didepan halaman rumah Joni Winata ada sebuah lubang galian menganga. Konon lubang itu telah sering menimbulkan korban karena terperosok. Itulah kenapa tetangga komplain, dan mengultimatum Joni Winata jika tidak mampu mengurug lubang galian yang setiap saat bisa mengancam keselamatan.
“Kamu harus segera angkat kaki dari sini jika tak mampu mengurug lubang galian ini” ancam warga kepada Joni Winata yang ketua RT itu, sambil menuding-nuding.
“Lho, ada apa ini, kok tiba-tiba saudara-saudar berteriak-teriak mengamuk pada saya?”
“Ah, jangan pura-pura bloon, kamu kan ketua RT!”
“Betul, saya menjadi ketua RT disini kan bukan kemauan saya, dan Anda juga menyetujui, bukan?”
“Bukan itu masalahnya, kami ingin mempertanyakan tentang lubang galian yang sudah berkali-kali menelan korban ini”
“Sabar, saya mau tanya pada bapak-bapak, lubang ini disini sejak kapan?
“Ya sudah lama!”
“Lamanya berapa hari, berapa minggu atau berapa bulan?"
“Sebelum kami tinggal disini lubang ini sudah ada, jadi kami tidak tahu persis berapa lama lubang ini ada!”
“Anda tinggal disini sudah berapa tahun?”
“Sudah lebih 10 tahun!”
“Jika Anda tinggal di perumahan ini saja sudah lebih 10 tahun, berarti lubang ini sudah lebih 10 tahun juga, betul Pak?”
“Ya iyalah"
“Berarti Anda sudah lama tahu bahwa dikomplek ini ada lubang galian yang mengancam keselamatan warga kita”
“Betul”
“Kenapa Anda berteriak-teriak memaksa dan mengancam saya untuk mengurug lubang galian ini?”
“Kemana saya harus mengadu kalau bukan pada ketua RT!”
“Maksud saya, sebelum saya diangkat menjadi ketua RT di perumahan ini, apakah selama ini tidak ada ketua RT-nya?"
“Ada, ada yang menjabat selama 10 tahun, ada yang 32 tahun, bahkan ada ketua RT yang berjenis kelamin perempuan, itu cuma 2 tahun.”
“Jadi sudah lebih 50 tahun galian menganga itu berada disini”
“Heeh”
“Kenapa baru teriak-teriak sekarang, 10 tahun lalu Anda dimana?”
“Waktu ituuu,......waktu itu kami...dimana ya?”
“Jangan-jangan....jangan-jangan....Anda ikut andil menggali juga”
“Hehehehe...”
“Sudahlah, sekarang mari kita musyawarah baik-baik demi kejayaan “Nusa Karya Raya Indah” ini. Kita cari solusi bersama dengan baik. Bukan dengan memekik-mekik berteriak teriak dijalanan, terlebih lagi cara dengan anarkis. Mengurug galian yang sudah terlanjur dalam itu tidak mudah, ada aturannya bukan brak bruk brak bruk, bukan juga semudah kucing mengurug kotorannya “
TAMAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H