Kenal? Pasti kenal. Mantan Menpora di era presiden SBY ini sebelumnya terkenal sebagai pakar informatika multimedia dan telematika. Beliau sering dimintai—bahkan terkadang secara sukarela, tanpa diminta—oleh seseorang atau lembaga tertentu untuk menganalisa foto atau video manakala foto atau video tersebut dapat menimbulkan keresahan di masyarakat atau merugikan pihak tertentu. Beliau tahu apakah foto atau video yang dianalisa tersebut autentik atau editan.
Itu duluuuu, dulu sekali sebelum “terjerumus’ di dunia politik. Namun kenapa sekarang Kanjeng Raden Mas Pakar Telematika itu dengan “lebay” (ikut cuitannya dalam tweeter) menggadaikan kepakarannya? Apakah beliau lantaran “selingkuh” dengan politik sehingga melawan hati nuraninya atau meluluh-lantakkan kejujurannya sendiri?
Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo cuitannya dalam akun tweeter : “Sekali lagi “Setting” dalam Pemotretan itu Hal yang Biasa... Tak usah Lebay dalam Melakukan Pembelaan”.
Seharusnya bila mengaku pakar itu harus jujur, jangan memihak kepada siapapun kecuali pada fakta atau kebenaran. Jawab saja dengan tegas dan jujur bahwa foto itu editan atau orisinal. “Sekali lagi”, berarti Raden Mas Pakar itu sudah berkali-kali berkomentar, tapi ngambang meski sebenarnya kelihatan sekali tendensius.
Itulah, jika keahlian sudah diublek-ublek dengan politik, buthek, tidak jelas mana yang bermanfaat mana yang menghujat.
Dulu pernah—pada masa kampanye pilpres 2014—ada media online yang mengaplod foto Jokowi(seolah-olah sedang memberi ceramah disebuah mimbar gereja). Langsung saja komentar hujatan dan makian berbau SARA berhamburan di medsos pada capres Jokowi. Kemana Kanjeng Mas Pakar waktu itu? Kenapa tidak ikut mendinginkan suasana dengan menganalisa atau mencari keotentikan foto tersebut?
Inilah foto aslinya...
Ketika foto ini menjadi polemik, panjenengan dimana Den Mas Pakar?
Tapi, ya sudahlah jika Kanjeng Mas Pakar masih menganggap Jokowi itu sebagai lawan (bukan mitra) politik panjenengan hingga saat ini. Tapi mbok yao ngga usah membuat polemik baru ikut memperkeruh suasana. Sukur-sukur panjenengan mampu menunjukkan jiwa kenegarawanan, terlebih lagi panjenengan masih keturunan ningrat. Nyuwun pangapunten nggih Gusti Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo.
Semoga panjenengan bisa menjadi Suryo (matahari) ikut andil Notodiprojo (menata didalam negara).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H