Mohon tunggu...
PAK DHE SAKIMUN
PAK DHE SAKIMUN Mohon Tunggu... pensiunan penjaga sekolah -

Sedang menapaki sisa usia. Mencari teman canda di dunia maya. Hobi apa saja termasuk membaca dan (belajar) menulis. Bagi saya belajar itu tak berbatas usia. Menuntut ilmu dari ayunan hingga liang lahad. Motto : Seribu orang teman sangat sedikit, dan satu orang musuh terlalu banyak.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Bagi yang Tak Ingin Kecewa, Lewati Saja Tulisan ini !

3 Agustus 2013   01:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:41 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eh..eh..eh..eeeeeeh......masih nekat mau baca juga? Baiklah, tapi maaf sebetulnya tulisan ini judulnya “Apa Enaknya Jadi Pejabat”, lha kok berubah? Daripada keduluan orang lain, mending dirubah sendiri...hahahahahahaha. Masalah boeat loe ?! hehehehe.....lanjuuuut !!!

Kata orang, jadi pejabat itu enak. Selain gajinya besar, semua kebutuhan hidup dijamin oleh negara. Fasilitasnyapun lengkap. Dari pakaian dinas, rumah dinas, hingga mobil dinaspun mendapat inventaris dari pemerintah.

Rumah dinas tentu lengkap dengan listrik, air, telepon hingga pembantu dan tukang kebunnya. Demikian pula mobil dinas lengkap dengan sopir dan perawatannya.

Itu sih kata orang. Tapi kalau saya tidak mau. Dipaksapun saya akan menolak menjadi pejabat. Apa alasannya? Alasannya?.........hahahaha.......alasannya jadi pejabat itu tidak bebas. Bahkan untuk makan makanan sederhana atau kuliner tradisional saja selalu diawasi. Bahkan dilarang, bisa terjerat hukum jika pejabat menerima makanan sederhana dari siapapun.

Dan larangan itu lebih keras lagi ketika menjelang lebaran.

Ini larangannya : Pejabat atau PNS dilarang menerima PECEL

*****

Maaf ya jika saya tidak bisa membalas komentar Anda. Tapi komentar Anda keliatan kok di dashboard saya. Masih kumaaaat.

Lebaran sebentar lagi, masak nggak mau memaafkan.

Selamat Makan Sahur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun