Mohon tunggu...
PAK DHE SAKIMUN
PAK DHE SAKIMUN Mohon Tunggu... pensiunan penjaga sekolah -

Sedang menapaki sisa usia. Mencari teman canda di dunia maya. Hobi apa saja termasuk membaca dan (belajar) menulis. Bagi saya belajar itu tak berbatas usia. Menuntut ilmu dari ayunan hingga liang lahad. Motto : Seribu orang teman sangat sedikit, dan satu orang musuh terlalu banyak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hati-Hati, Tetanus !

31 Mei 2012   05:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:34 4743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_179902" align="aligncenter" width="640" caption="hati-hati, paku berkarat bisa menyebabkan tetanus"][/caption]

Jika sedang apes apapun bisa terjadi meskipun kita sudah hati-hati. Namun bukan berarti kita harus ceroboh atau sembrono. Apes, nahas,sial, malang memang tidak terduga datangnya. Seperti yang saya alami beberapa waktu lalu.

Saat itu saya dibantu temansedang mendirikan sebuah gubuk untuk berteduh diladang. Empat tonggaksudah kami dirikan.Ada satu tonggak yang agak miring lantas saya carikan kayu bekas sebagai penyangga. Bagian atas saya pakukan ketonggak dan bagian bawah ditancapkan ketanah agar tonnggak tersebut tidah miring atau rebah.

Untuk membuat agar penyangga itu lebih kuat maka kayu penyangga yang tertancap ke tanah saya gejrot (entak dengan kaki sekuat mungkin). “ Jleebb” ada sesuatu yang menusuk kaki saya. Bukan tonggaknya yang bertambah kuat justru sepatu bot saya yang tertusuk paku tembus hingga masuk ketelapak kaki saya hampir dua centi ujung paku berkarat itu masuk. Karena ceroboh kurang hati-hati serta malas mencabut paku yang ada pada kayu penyangga tadi.

Saya tidak menyadari dan tidak melihat ada paku yang tertancap dalam ujung kayu yang tertancap dalam tanah tersebut. Meskipun saya sudah memakai sepatu bot tetap saja paku itu bisa menembusnya karena kaki saya hentakkan sekuat-kuatnya.

Setelah saya buka sepatu bot, darah bercucuran dari telapak kaki saya, juga merembes dari sepatu yang telah bolong oleh paku tersebut.

[caption id="attachment_179905" align="aligncenter" width="640" caption="sepatu karetpun bisa tertembus paku"]

13384400441901288978
13384400441901288978
[/caption]

Ingat pesan orang-orang tua dulu jika kaki tertusuk paku jangan tunda-tunda segera diobati. Untung darah keluar, jika darah tidak bisa keluar usahakan agar bisa keluar dengan memukul-mukul dekat lukanya dengan benda keras seperti batu atau kayu. Sebab paku apalagi sudah berkarat bisa menyebabkan infeksi dan tetanus serta bisa berakibat kematian.

Sementara saya memukul-mukul telapak kaki yang luka, teman saya saya suruh mencarikan lompong ireng (batang talas hitam) dan saya suruh mintakan kapur sirih ketetangga ladang. Getah batang keladi hitam kata kakek saya dicampur dengan njet (kapur sirih) bisa mencegah infeksi.

[caption id="attachment_179908" align="aligncenter" width="640" caption="daun lompong ireng (keladi hitam)"]

1338440489661127830
1338440489661127830
[/caption] [caption id="attachment_179910" align="aligncenter" width="640" caption="tangakai daun lompong ireng (keladi hitam)"]
13384406651529282706
13384406651529282706
[/caption] [caption id="attachment_179912" align="aligncenter" width="640" caption="ambil getahnya, campurkan dengan njet (kapur sirih)"]
13384408271594064814
13384408271594064814
[/caption]

Setelah kapur didapat, batang keladi hitam saya peras agar keluar getahnya lantas di campur dengan kapur.Lukanya harus dicuci dulu dengan air bersih lalu ramuan tadi dioleskandan sedapat mungkin bisa masuk lewat luka tadi. Alhamdulillah sayapun tidak merasakan sakit sama sekali. Baru dua hari lukapun sembuh total tanpa ada infeksi sedikitpun. Biasanya jika kena paku rasanya berdenyut-denyut panas dingin bahkan kita bisa demam berhari-hari.

Ini saya sendiri yang mengalami, bukan cerita dari orang lain.

Kecerobohan bisa berakibat fatal, maka marilah kita selalu berhati-hati dan waspada terhadap sesuatu yang nampaknya sepele tapi bisa menyebabkan petaka.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun