Sudah beberapa hari ini sejak tanggal 27 July 2012 (waktu London)/28 Juli 2012 (waktu Indonesia) kita disuguhi tontonan yang menarik sekaligus berkualitas, yak apalagi kalau bukan Olympic Games London 2012. Memasuki hari ke-13 kita sudah menyaksikan di layar kaca baik secara live maupun lewat berita bagaimana para atlet dari berbagai negara bertarung memamerkan kemampuan terbaik mereka demi mendapatkan sebuah medali. Kita bisa melihat bintang-bintang olahraga terkenal di berbagai cabang olahraga beradu bakat. Ya, itulah keistimewaan Olimpiade sebagai sebuah multievent dibandingkan event olahraga lainnya. Kalau mau memakai perumpamaan, "Satu Pasar untuk semua barang Satu event untuk semua cabang olahraga".
Kita bisa menyaksikan aksi brilian dari "the dream team" USA di cabang basket yang merupakan kumpulan dari bintang-bintang NBA. Belum lagi aksi menawan dari tim sepakbola Brazil yang memukau dengan bintang-bintang dunia seperti Neymar, Thiago Silva, Oscar dan lainnya serta Jepang yang memperagakan tiki-taka ala Nippon. Di Atletik kita bisa melihat bagaimana dominasi para atlet dari negara-negara Amerika Tengah dengan Usain Bolt sebagai bintangnya. Ya, sesuai namanya Bolt yag berarti Petir (dalam bahasa Indonesia) kecepatannya memang tak diragukan lagi dengan merebut medali emas di cabang 100 m lari jarak pendek putra. Mr.Bolt sukses mempertahankan medali emas yang ia peroleh di Olimpiade Beijing 4 tahu lalu. Belum lagi momen penting lainnya, Michael Phelps yang sukses merebut medali 4 medali emas di cabang renang dan menegas dominasinya sebagai perenang paling legendaris sepanjang masa.
Dari sekian banyak momen yang terjadi di arena multievent London tahun ini kita bisa memberi catatan khusus pada kesuksesan sebuah negara Asia yang berhasil memimpin perolehan klasemen medali. Siapa lagi kalau bukan China, ya negeri ini berhasil mempertahanan dominasinya di Olimpiade seperti 4 tahun lalu di kandang mereka sendiri. Meskipun Olimpiade belum ditutup dan saat ini kejar mengejar terjadi antara Cina dan AS, kita patut memberi pengakuan dan mengagumi kesuksesan atlet-atlet mereka. Memang ada insiden kecil di cabang bulutangkis ganda putri namun itu tidak mengurangi supremasi mereka di peta olahraga dunia. Negara Tirai Bambu ini tidak hanya mampu meraih medali di cabang yang secara tradisional memang milik mereka seperti Badminton dan Tenis Meja, tapi juga di cabang lain seperti Senam, Renang, Menembak, Angkat Besi dan Lainnya.
Saya jadi bertanya-tanya, apa rahasianya China bisa mendominasi dan mengalahkan Kedigdayaan negara "Uncle Sam" di Olimpiade ini dan sebelumnya. China sekarang bisa dibilang negara SuperPower di dunia Olahraga. Ternyata ungkapan yang menyebutkan kalau prestasi olahraga ekonomi itu berbanding lurus prestasi ekonomi mungkin benar. Saya baru membaca sebuah tulisan bagus di sebuah media online mengenai Rahasia di balik Kesuksesan China Di Olimpiade.
http://sport.detik.com/read/2012/08/08/212305/1986736/935/di-balik-keberhasilan-tim-olimpiade-cina
Ternyata Pemerintah China benar-benar memperhatikan pembinaan Olahraga mereka. Ada hal penting yang dilakukan Pemerintah China untuk menghasilkan generasi emas tangguh. Ya, mereka mendirikan Sekolah Olahraga yang diperuntukkan untuk anak-anak yang berbakat di bidang Olahraga lengkap dengan segala fasilitasnya. Sekolah ini berfungsi untuk menghimpun seluruh bibit unggul dari berbagai daerah untuk dibina dan dilatih. Sepintas mirip dengan Sekolah Olahraga Ragunan di Jakarta namun tentu beda kualitasnya. Anak-anak berbakat ini dilatih sesuai bakat olahraga yang mereka miliki dan tinggal di asrama dan kebutuhan pribadi mereka terpenuhi. Di Sekolah ini pula para anak-anak yang memiliki potensi dan bakat di bidang olahraga dilatih dan digembleng dengan keras agar menjadi atlet yang tangguh. Seperti Kuil Shaolin yang menempa para biksu menjadi ahli kungfu yang handal, Sekolah/Akademi Olahraga ini juga memiliki fungsi yang serupa. Di sini mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk berlatih olahraga seusai pelajaran. Di tempat ini pula potensi atlet digodok dan dimatangkan hingga menghasilkan atlet-atlet berkualitas dunia.
Kalau membaca tulisan tersebut,barulah saya tahu kalau China memang digdaya bukan karena "ujug-ujug" langsung bisa hebat namun karena proses. Kurikulum dan metode untuk melatih para atlet di Sekolah Olahraga ini sungguh keras dan banyak para alumninya mengakuinya namun lihat hasilnya. Para Alumni Sekolah Olahraga China mendominasi dunia. Ada Lin Dan, Chen Ji Lun, Sun Yang dan lainnya yang mendominasi dunia olahraga lewat cabang masing-masing. Mereka sudah berlatih mulai dari usia 5-10 tahun di saat anak-anak lain masih asyik bermain.
Hal lain yang menjadi perhatian, Pemerintah China benar-benar memperhatikan pembinaan prestasi atlet dengan dengan menggelontorkan dana yang tidak sedikit. Sedikit catatan menurut artikel itu, antara tahun 2000 dan 2004, anggaran tahunan untuk olahraga elit Cina sebesar lima milyar Yuan atau sekitar US$785 juta. Jadi, jumlah anggaran dalam empat tahun itu lebih dari US$3 miliar. Hasilnya China memperoleh 32 emas di Olimpiade Athena. Begitu mahalnya nilai sekeping emas olimpiade. Jadi kalau dihitung, nilai setiap medali emas adalah 600 juta yuan atau sekitar US$94 juta. WOW!
Jangan dibandingkan dengan kita..untuk membayar uang saku atlet kita sering nunggak sudah gitu mengharapkan medali emas. Andai saja pemerintah kita peduli terhadap pembinaan prestasi para Atlet bukan hanya sibuk mengurus politik...Hmm...Intinya kalau memang pemerintah kita dan KONI/KOI serius mau meraih prestasi di Olimpiade berikutnya berkacalah pada China. Ada beberapa hal yang patut dilakukan segera(sekedar rekomendasi saya)
1. Segera buat pembinaan atlet secara berjenjang mulai dari usia dini sesuai kelompok umur mulai dari daerah
2. Jadikan Olahraga sebagai mata pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan dan beberapa cabang yang berpotensi mendulang prestasi hendaknya dijadikan ekstrakurikulum wajib bagi semua sekolah.
3. Bersama Kemendikbud dan Kemenpora,KOI harus membuat kompetisi reguler bagi semua atlet minimal 4 kali setahun untuk semua jenjang. Dari sini kita bisa memantau atlet yang berbakat yang nantinya bisa dibina dan dilatih menjadi atlet profesional.
4. Memberdayakan Sekolah Olahraga seperti Ragunan kalau perlu buat Akademi Olahraga mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi yang menjadi wadah bagi pembinaan para atlet kita. Tentunya dengan segala fasilitasnya
5. Pemerintah harus meningkatkan partisipasi dengan lebih mengucurkan dana untuk membiayai fasilitas para atlet kita(bagi saya ini lebih baik ketimbang uang APBN/APBD habis dimakan sama tikus yang nggak jelas).
6. Penerapan Sport Science dalam pelatihan dan pembinaan atlet harus segera dimulai dengan mencontoh negara lain yang sudah lebih dulu menerapkannya seperti China atau USA
7........(
Sekian dan Salam Olahraga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H