Mohon tunggu...
Cahya Yuana
Cahya Yuana Mohon Tunggu... Tutor - Akun Pribadi

Cahya Yuana, S.Sos., M.Pd. Orang biasa yang suka dalam dunia pendidikan. Konsentasi dalam bidang pendidikan terkait dengan quality assurance, penelitian dan evaluasi pendidikan. Selain aktif didunia pendidikan waktunya juga untuk bergabung dengan beberapa organisasi sosial dan keagamaan. Jadikan hidup didunia untuk mencari bekal di akhirat dengan berkarya positif adalah prinsip hidupnya. Membaca, latihan menulis, ceramah mengisi pelatihan adalah aktivitas lainnya. Suami dari Sri Nurharjanti, yang kebetulan mempunyai aktivitas dan prinsip yang sama. Telah dianugrahi 2 putri, Mendidik anak adalah merupakan sekolah kehidupan. Nomor Kontak: 087739836417

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Urgensi Lembaga Sertifikasi Profesi di SMK, Sebuah Renungan

20 Januari 2019   23:29 Diperbarui: 21 Januari 2019   07:53 3339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberadaaan SMK adalah untuk menyiapkan lulusan yang siap pakai untuk bekerja di Industri. Idealnya kurikulum yang berlaku di SMK harus terkait dengan dunia Industri. Ketika kurikulum dan materi uji kompetensi yang dilaksanakan LSP sudah mengacu pada kebutuhan industri maka hasil Uji Kompetensi juga dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran.

Evaluasi kedua adalah terkait dengan keberadaan LSP P1 di sekolah apakah diperlukan ataukah lebih baik siswa langsung melakukan uji kompetensi di LSP P3. Seperti yang ada dalam pedoman BNSP keberadaan LSP P1 hanya diperlukan untuk sertifikasi SDM yang ada dalam instansi induknya. Definisi ini berimplikasi sertifikat yang diterbitkan oleh LSP P1 hanya berlaku untuk sekolah tersebut. Sertifikat uji kompetensi tidak akan berlaku saat siswa bekerja di sebuah industri. Sehubungan dengan itu alangkah baiknya kalau pelaksanaan uji Kompetensi bagi lulusan SMK langsung dilaksanakan di LSP P3. Tugas pemerintah adalah memfasiiltasi agar berdiri banyak LSP P3 sesuai dengan kebutuhan Industri.

Selain itu pelaksanaan uji kompetensi melalui LSP P1 juga membebani sekolah. SDM yang berkiprah di LSP P1 tentunya juga guru yang ada di sekolah tersebut. Satu sisi sekolah juga masih dituntut untuk melaksanakan ujian praktik sesuai dengan tuntutan kurikulum. Tentunya ini menjadi beban bagi sekolah. Siswa tentunya juga akan terbebani apabila harus dua kali mengikuti uji kompetensi. Sehubungan dengan itu alangkah baiknya kalau kalau uji kompetensi dipadukan dengan ujian praktek Sekolah tidak perlu ada uji kompetensi melalui LSP P1 akan tetapi model ujian praktek yang dilakukan sekolah mengadop pelaksanaan uji kompetensi. Apabila ujian praktek mengadop kepada pelaksanaan uji kompetensi juga akan memberikan pengalaman saat siswa nanti mengikuti uji kompetensi di LSP P3. Gambaran ideal terkait dengan hubungan antara kebutuhan industri, kurikulum, dan uji kompetensi dapat digambarkan dalam bagan berikut:


dok. pribadi
dok. pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun