Menikah itu tidak menakutkan. Ya benar, nikah memang tidak menakutkan, apabila pernikahan didasari niat ikhlas untuk Allah. Menikah dengan niat untuk melaksanakan ibadah dan menjalankan sunnah Rasul saw adalah nikah yang menenangkan dan membahagiakan. Kalau nikah hanya untuk menuruti hawa nafsu, nikah akan menakutkan. Karna hawa nafsu tidak pernah mengenal batas kepuasan.
Menikah itu tidak menakutkan. Ya benar, nikah memang tidak menakutkan, apabila pernikahan didasari dengan kekuatan visi. Sebuah pernyataan tentang tujuan mulia yang akan dicapai bersama oleh keluarga. Bagi keluarga muslim, visi itu adalah surga. Tentu surga dunia dan surga akhirat. Ingin selamat di dunia dan selamat di akhirat, serta mencapai kebahagiaan tertinggi di surga bersama orang-orang mulia.
Ya benar, nikah tidak menakutkan apabila pernikahan didasari ilmu dan pengetahuan yang memadai. Mengerti fikih munakahat, memahami hak dan kewajiban suami istri, mendalami tujuan dan makna pernikahan.Â
Mengerti psikologi suami istri, memahami cara berkomunikasi, mengerti cara mengekspresikan cinta yang sesuai harapan diri dan pasangan. Memahami cara mendidik anak sesuai tuntunan agama, dan mengerti cara berbakti kepada orangtua serta mertua.
Ya benar, nikah tidak menakutkan apabila pernikahan didasari kesiapan secara mental spiritual yang kokoh. Sebuah kesiapan yang menyebabkan pasangan suami istri tak mudah mengeluh saat menghadapi persoalan. Tak mudah putus asa saat menghadapi kesulitan. Bahkan sanggup berjuang dan berkorban demi kebahagiaan keluarga. Tegar dan tangguh saat menghadapi kesulitan hidup sehari-hari.
Ya benar, nikah tidak menakutkan apabila pernikahan didasari pada kesalihan jiwa. Manusia yang salih tak akan berbuat maksiat. Tak akan tega berlaku semena-mena kepada pasangannya. Tak akan tega bermuka masam dan cemberut di hadapan pasangan.Â
Tak akan tega menyakiti dan melukai pasangan, baik dengan perkataan ataupun perbuatan. Sosok lelaki dan perempuan yang mengedepankan akhlak mulia dalam menyelesaikan semua konflik dan pertengkaran di antaramereka.
Ya benar, nikah tidak menakutkan apabila pernikahan didasari saling penerimaan tanpa keterpaksaan. Dipaksa menikah dengan orang yang tak disukai adalah mimpi buruk bagi semua lelaki dan perempuan. Maka menikah harus dilandasi dengan sepenuh penerimaan dan kerelaan. Tak boleh ada paksaan dan keterpaksaan. Tak ada pihak yang bisamemaksa seseorang menikah dengan orang lain. Semua harus berdasarkan penerimaan dan kerelaan.
Ya benar, nikah tidak menakutkan apabila pernikahan didasari kesediaan saling beradaptasi, saling berkompromi, dan saling menghargai. Tak boleh lagi memenangkan diri sendiri. Tak boleh lagi menuntut pasangan untuk berubah dan menyesuaiakn diri.Â
Namun harus bersedia berubah bersama-sama menuju kondisi yang dijkehendaki. Dengan cara itulah pernikahan akan membawa kenyamanan dan kebahagiaan. Inilah bentuk tanggung jawab, bahwa menikah tidak lagi memeintingkan diri sendiri.
Ya benar, nikah tidak menakutkan apabila cinta diletakkan dalam bingkai yang benar, yaitu cinta karena Allah dan RasulNya. Bukan cinta buta yang berbalut motivasi dunia semata. Bukan sekedar mengejar kesenangan dan kepuasan syahwat. Keluarga yang hanya memenuhi kebutuhan jasmani, tanpa pemenuhan kebutuhan ruhani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H