Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

H-9 Menuju Tanah Suci

21 Oktober 2024   04:42 Diperbarui: 21 Oktober 2024   04:45 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan haji dan umrah adalah salah satu ibadah yang memerlukan kesungguhan dan kedisiplinan tinggi. Siapapun berpeluang bisa ke tanah suci, jika mereka berungguh-sungguh berusaha dan berdoa; disertai disiplin menempuh upaya nyata.

Kisah warga Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, adalah salah satu contoh kesungguhan dan kedisiplinan itu. Sebanyak 35 orang dari desa tersebut berangkat umrah secara bersama-sama.

Rombongan jemaah umrah tersebut berangkat ke Tanah Suci pada hari Ahad 29 September 2024. Sedangkan pulangnya pada hari Senin 14 Oktober 2024.

Pemberangkatan umrah secara bersama-sama pada tahun 2024 ini merupakan periode kedua yang dilakukan warga Desa Genukwatu. Pada 2023, sebanyak 55 orang dari Desa Genukwatu juga berangkat umrah bersama-sama.

Ide berangkat umrah bersama-sama satu Desa awalnya berupa ungkapan dalam perjalanan di tahun 2017. Saat itu, Sudirman yang menjabat sebagai Kepala Desa Genukwatu, bersama puluhan warga melakukan perjalanan ziarah ke makam Walisongo di Jawa Tengah.

Sebagai Kepala Desa, Sudirman diminta untuk menyampaikan sambutan. Dalam sambutannya, Sudirman mengajak para peziarah Walisongo berdoa agar bisa berangkat umrah secara bersama-sama.

Ungkapan Sudirman ternyata diamini para peziarah. Mereka pun berdoa agar rombongan ziarah itu bisa berangkat ke Tanah Suci secara bersama-sama.

Sepulang ziarah makam Walisongo, keinginan untuk berangkat umrah secara bersama-sama makin menguat. Dari perbincangan dengan warga, muncul ide untuk membuka tabungan haji dan umrah bagi warga Desa Genukwatu.

Di Desa Genukwatu, warga sudah terbiasa berdonasi yang setiap bulan bisa mencapai Rp 10 juta hingga Rp 12 juta. Donasi dari warga tersebut, didistribusikan kepada anak yatim.

Dari kebiasaan donasi itu, terpikirkan untuk mengajak warga menabung Rp 10.000 perhari. Ide menabung untuk biaya haji dan umrah akhirnya disambut baik oleh warga.

Pada Tahun 2018, pembukaan tabungan haji dan umrah mulai diwujudkan bersama-sama. Saat pertama kali program tabungan haji dan umrah dibuka, ada 200 orang yang ikut berpartisipasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun