Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

H-30 Menuju Tanah Suci

30 September 2024   07:13 Diperbarui: 30 September 2024   07:13 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Umroh adalah perjalanan pembuktian cinta. Saat tergerak hati kita untuk datang ke tanah suci, itu adalah pembuktian cinta yang hakiki.

Cinta kepada Allah tidak bisa hanya di mulut saja. Harus ada pembuktian secara nyata. Sebagaimana firman Allah: Katakanlah, "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Ali 'Imran: 31).

Ayat di atas menyatakan bahwa bukti cinta kepada Allah adalah mengikuti Rasulullah saw. Maka kita menjalankan umroh sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasul saw.

Kita thawaf sebagaimana Rasul saw thawaf. Kita sa'i sebagaimana Rasul saw sa'i. Kita tahallul sebagaimana Rasul saw tahallul.

Semua prosesi ibadah umroh kita laksanakan sesuai sunnah beliau saw. Kita menjauhi hal-hal yang dilarang beliau selama ihram. Kita menjauhi hal-hal yang tidak dicontohkan beliau dalam menunaikan rangkaian ibadah umroh.

Imam Al-Qadhi 'Iyadh menjelaskan, "Ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka dia akan mengutamakan dan berusaha meneladaninya. Kalau tidak demikian, berarti tidak dianggap benar dalam kecintaanya dan hanya mengaku-aku saja".

"Maka orang yang benar dalam mencintai Rasulullah saw adalah jika terlihat tanda kecintaan tersebut pada dirinya. Tanda cinta kepada Rasulullah saw yang utama adalah meneladani beliau saw, mengamalkan sunnahnya, mengikuti ucapan dan perbuatannya, melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangannya, serta menghiasi diri dengan adab-adab yang beliau contohkan, dalam keadaan susah maupun senang dan lapang maupun sempit," demikian penjelasa Al-Qadhi Iyadh.

Makin dalam kecintaan kita kepada Rasul saw, makin senang dan lapang jiwa kita dalam menjalankan sunnahnya. Tidak berkeluh kesah di sepanjang menunaikan ibadah umroh.

Bahkan bisa menghayati dan merasakan kedekatan dengan Nabi saw. Kita datang ke masjid beliau. Kita hadir di rumah / makam beliau. Kita beribadah di tempat dimana dulu beliau saw beribadah.

Semua kita lakukan sebagai bagian dari pembuktian cinta. Jarak yang jauh, biaya yang tak sedikit, semua kita jalankan dengan sepenuh kecintaan, tanpa merasakan berat dalam menjalankan.

Hari ini, Senin 30 September 2024, adalah H-30 dari program "70 Hari Menuju Tanah Suci". Dengan niat yang suci, semoga Allah mudahkan kita beribadah ke tanah suci. Agar menghapus dosa-dosa kita, dan memperbanyak kebaikan-kebaikan kita.

Tak ada yang mustahil, selama kita benar-benar bersungguh-sungguh untuk mewujudkan impian ke tanah suci. Allah akan memudahkan siapapun hambaNya yang terpanggil ke tanah suci.

Sebab, Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu. Namun Allah memampukan orang-orang yang terpanggil. Bismillah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun