Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

H-39 Menuju Tanah Suci

21 September 2024   05:05 Diperbarui: 21 September 2024   08:10 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/

Umroh adalah perjalanan meneladani Rasulullah saw. Saat menunaikan thawaf, disunnahkan untuk berdoa di Multazam, yang berada di salah satu bagian Baitullah Ka'bah.

Apa yang disebut sebagai Multazam? Mengapa demikian istimewa bagi umat Islam?

Multazam adalah area Ka'bah yang berada di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah. Ibnu Abbas menyatakan, "Al-Multazam adalah antara rukun Hajar Aswad dan pintu Ka'bah".

Dari frasa "iltizamuhu" --yaitu: merapatkannya; maksudnya menempelkan dada, wajah, lengan dan kedua tangannya di dinding Ka'bah dan berdoa kepada Allah.

Dari Abdurrahman bin Shafwan, ia berkata: Ketika Rasulullah saw menaklukkan Mekkah, saya mengatakan: "Saya akan memakai pakaianku, dahulu rumahku di jalan. Saya akan melihat apa yang dilakukan Rasulullah saw".

"Maka saya berangkat dan melihat Nabi saw keluar dari Ka'bah. Beliau dan para sahabat keluar dari Ka'bah dan mereka menyentuh Ka'bah dari pintu sampai di Hittim. Mereka menaruh pipinya di dinding Ka'bah sedangkan Rasulullah saw di tengah-tengah mereka" (HR.Abu Dawud dan Imam Ahmad. Dinyatakan dhaif oleh Ibnu Ma'in, Abu Hatim, dan Abu Zur'ah)

Dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, "Saya menunaikan thawaf bersama Abdullah. Ketika sampai di belakang Ka'bah, saya berkata: "Apakah kita tidak berlindung?" Beliau berkata: "Kita berlingdung dengan (nama) Allah dari neraka."

"Ketika telah lewat, saya menyentuh Hajar Aswad, dan berdiri di antara rukun Hajar Aswad dan pintu Ka'bah. Maka beliau menaruh dada, wajah, lengan dan kedua tangannya begini dan membentangkan lebar keduanya. Kemudian berkata: "Beginilah saya melihat Rasulullah saw melakukannya" (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah).

Kedua hadits ini saling menguatkan satu dengan lainnya. Dinyatakan sahih oleh Syaikh Al-Albani dalam kitab 'As-Silsilah As-Sahihah, no 2138.

Tidak ada doa yang dituntunkan secara khusus untuk diucapkan di tempat itu. Ketika kita menunaikan thawaf wada' atau thawaf sunnah, bisa mengupayakan untuk merapat ke dinding Multazam, untuk berdoa.

Orang yang berkesempatan berdoa di Multazam, tidak boleh mengganggu hak jamaah lain dengan memperpanjang dan memperlama doa. Tidak diperkenankan pula berdesak-desakan dan menyakiti orang lain karena ingin merapat ke Multazam.

Jika melihat ada kesempatan dan kelonggaran, merapatlah dan berdoalah di Multazam. Jika tidak ada kesempatan, dikarenakan jamaah yang sangat padat, cukuplah berdoa ketika melaksanakan thawaf dan kesempatan lainnya. Tidak perlu memaksakan merapat ke Multazam.

Hari ini, Sabtu 21 September 2024, adalah H-39 dari program "70 Hari Menuju Tanah Suci". Dengan niat yang suci, semoga Allah mudahkan kita beribadah ke tanah suci. Agar menghapus dosa-dosa kita, dan memperbanyak kebaikan-kebaikan kita.

Bismillah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun