Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

H-41 Menuju Tanah Suci

19 September 2024   05:48 Diperbarui: 19 September 2024   07:57 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Umroh adalah perjalanan mengagungkan nama Allah. Sepanjang prosesi umroh, sejak menunaikan ihram, thawaf, sa'i dan tahallul, kita dianjurkan untuk terus menerus dan memperbanyak dzikir mengagungkan nama Allah.

Ketika kita menunaikan sa'i, yaitu berjalan dan berlari kecil dari Shafa menuju Marwa sebanyak tujuh kali putaran, ada beberapa tuntunan doa dan dzikir pengagungan nama Allah.

Saat berada di bukit Shafa, disunnahkan menghadap ke arah Ka'bah, kemudian membaca:

"Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar".

"La ilaha illallah, wahdahu la syarikalah, lahu mulku walahul hamdu, yuhyi wa yumit, wa huwa 'ala kulli syai-in qadir.

"Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu".

"La ilaha illallahu wahdah, anjaza wa'dah, wanashara 'abdah, wahazamal ahzaba wahdah.

"Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian".

Bukit Shafa mengingatkan kita pada sejarah Bunda Hajar dan anaknya, Ismail, yang ditinggal Nabi Ibrahim. Perjuangan menemukan air dengan bolak balik tujuh kali berlari kecil dari Shafa ke Marwa, hingga akhirnya ia mendengar suara gemericik air, di bawah telapak kaki Ismail.

Saat perjalanan sa'i kita berada di bukit Shafa, lantunan dzikir yang kita kumandangkan adalah pengagungan nama Allah. Lafal takbir kita kumandangkan berulang kali, disertai dzikir pengakuan kemahabesaran Allah.

Hal ini menandakan pengakuan akan kekerdilan diri, rendahnya hamba di hadapan kebesaran dan kuasa Allah yang Mahaperkasa. Inilah hakikat penghambaan, hakikat ibadah yang sesungguhnya.

Hari ini, Kamis19 September 2024, adalah H-41 dari program "70 Hari Menuju Tanah Suci". Dengan niat yang suci, semoga Allah mudahkan kita beribadah ke tanah suci. Agar menghapus dosa-dosa kita, dan memperbanyak kebaikan-kebaikan kita.

Bismillah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun