Umroh adalah perjalanan mengagungkan nama Allah. Sepanjang prosesi umroh, sejak menunaikan ihram, thawaf, sa'i dan tahallul, kita dianjurkan untuk terus menerus dan memperbanyak dzikir mengagungkan nama Allah.
Ketika kita menunaikan sa'i, yaitu berjalan dan berlari kecil dari Shafa menuju Marwa sebanyak tujuh kali putaran, ada beberapa tuntunan doa dan dzikir pengagungan nama Allah.
Saat berada di bukit Shafa, disunnahkan menghadap ke arah Ka'bah, kemudian membaca:
"Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar".
"La ilaha illallah, wahdahu la syarikalah, lahu mulku walahul hamdu, yuhyi wa yumit, wa huwa 'ala kulli syai-in qadir.
"Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu".
"La ilaha illallahu wahdah, anjaza wa'dah, wanashara 'abdah, wahazamal ahzaba wahdah.
"Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian".
Bukit Shafa mengingatkan kita pada sejarah Bunda Hajar dan anaknya, Ismail, yang ditinggal Nabi Ibrahim. Perjuangan menemukan air dengan bolak balik tujuh kali berlari kecil dari Shafa ke Marwa, hingga akhirnya ia mendengar suara gemericik air, di bawah telapak kaki Ismail.
Saat perjalanan sa'i kita berada di bukit Shafa, lantunan dzikir yang kita kumandangkan adalah pengagungan nama Allah. Lafal takbir kita kumandangkan berulang kali, disertai dzikir pengakuan kemahabesaran Allah.