Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

H-42 Menuju Tanah Suci

18 September 2024   05:56 Diperbarui: 18 September 2024   08:21 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/

Umroh adalah perjalanan yang penuh perjuangan. Kita semua mengenang perjuangan seorang ibu yang amat mulia, Bunda Siti Hajar.

Dalam kondisi menyusui bayi kecil, Ismail, ia harus ditempatkan di sebuah lembah tandus dan sepi. Hanya berdua saja. Tak ada siapapun lagi manusia, kecuali mereka berdua. Seorang ibu dan seorang bayi.

Setelah meninggalkan Hajar dan bayi Ismail di lembah gersang dan tak berpenghuni, atas perintah Allah, Nabi Ibrahim melangkah pergi.

Sepeninggal Ibrahim, Hajar mulai mengurus Ismail yang masih menyusui. Ia memakan kurma dan meminum dari air yang ditinggalkan Ibrahim.

Hingga ketika air sediaan telah habis, Hajar mulai kehausan, begitu pula Ismail. Hajar berlari meninggalkan putranya menuju bukit terdekat. Inilah bukit Shafa.

Hajar naik ke bukit, berdiri dan memandangi lembah yang baru saja ia tinggalkan. Berharap ada orang lain untuk dimintai pertolongan. Ternyata tidak ada seorangpun. Ia juga tidak menemukan air untuk diminum.

Hajar turun dari bukit Shafa dan berlari kecil melewati lembah sehingga sampai ke bukit berikutnya. Inilah bukit Marwah (Marwa). Ia berdiri untuk memeriksa, apakah ada air atau ada seseorang yang bisa dimintai pertolongan? Tidak ada air, tidak terlihat seorang manusia pun.

Hajar melakukan usaha itu sampai tujuh kali. Berlari kecil dari Shafa ke Marwah. Sebuah usaha dan perjuangan yang luar biasa.

Ibnu Abbas menyataan bahwa Nabi saw bersabda, "Itulah asal mula manusia melakukan sa'i di antara keduanya (Shafa dan Marwah)" (HR. Bukhari, no. 3364 dan 3365).

Dari sinilah syariat sa'i untuk jamaah haji maupun jamaah umroh mulai diberlakukan. Nabi saw bersabda, "Lakukanlah sa'i karena Allah mewajibkan kepada kalian untuk melakukannya" (HR. Ahmad).

Setelah melaksanakan ihram dan thawaf, jamaah umroh akan melaksanakan sa'i. Berjalan dan berlari kecil dari bukit Shafa ke bukitMarwa sebanyak tujuh putaran.

Tak seperti Hajar yang kehausan dan kepanasan, jamaah umroh saat sa'i bisa minum air zamzam hingga puas, dan tak perlu kena panas terik matahari, karena berada dalam bangunan yang terlindungi. Pun sejuk ber-AC.

Hari ini, Rabu 18 September 2024, adalah H-42 dari program "70 Hari Menuju Tanah Suci". Dengan niat yang suci, semoga Allah mudahkan kita beribadah ke tanah suci. Agar menghapus dosa-dosa kita, dan memperbanyak kebaikan-kebaikan kita.

Bismillah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun