Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manusia Sendiri yang Membuat Kondisinya Menjadi Buruk

5 September 2024   07:46 Diperbarui: 5 September 2024   07:52 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah amat sangat baik pada semua hambaNya. Dia hanya memberikan hal-hal baik. Namun justru hamba itu yang mengubah sendiri menjadi tidak baik.

Allah telah menyatakan dalam firmanNya, "innallaha la yughayyiru ma bi qaumin hatta yughayyiru ma bi anfusihim. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS. Ar-Ra'du : 11).

Ayat ini tidak sedang menjelaskan tentang "nasib" yang harus diubah dengan usaha manusia. Seakan-akan menyatakan, "kamu harus berjuang memperbaiki dirimu sendiri, baru Allah akan mengubah nasibmu". Padahal tidak demikian.

Ayat ini menjelaskan tentang kondisi perubahan yang mengarah kepada keburukan, oleh ulah manusia sendiri. Kondisi yang semula penuh kebaikan dan kenikmatan, berubah menjadi kondisi penuh kesengsaraan, karena diubah oleh manusia.

Allah tidak akan mengubah berbagai kebaikan yang sudah diberikanNya kepada hamba. Namun hamba itu sendiri yang mengubah, dengan perbuatan dosa dan penyimpangan. Sehingga akhirnya mereka berada dalam keburukan.

Berikut beberapa cuplikan penjelasan para mufasir.

  • Allah tidak mengubah kenikmatan yang diberikan kepada suatu kaum, melainkan jika mereka mengubah perintah Allah dengan melanggarnya (Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah).
  • Allah tidak mengubah keadaan satu kaum, dari keadaan yang baik kepada keadaan buruk yang tidak mereka sukai, hingga mereka sendiri yang mengubah apa yang mereka dapati dari keadaan syukur menjadi keadaan kufur (Tafsir Al-Mukhtashar).
  • Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum --dari keadaan penuh nikmat dan kesehatan, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Maka Allah tidak mencabut kenikmatan yang Allah berikan kepada hamba-Nya sampai seseorang itu mengubah kebaikan dan amal shalih mereka, menjadi keburukan (Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir).

Semoga kita menjadi hamba yang pandai menjaga nikmat kebaikan yang sudah Allah berikan. Sehingga kebaikan dan kenikmatan tetap kita miliki di sepanjang kehidupan ini.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Ibnu 'Umar , bahwa ia berkata, "Di antara doa Rasulullah saw adalah Allahumma inni a'udzu bika min zawali ni'matika, wa tahawwuli 'afiyatika, wa fuja'ati niqmatika, wa jami'i sakhatika. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu".

Aamiin.

Referensi

Tafsir Web, www.tafsirweb.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun