Perjalanan umroh adalah perjalanan mengunjungi masjidil haram. Artinya, kita sedang menjemput pahala berlipat dengan beribadah di dalamnya.
Imam Jalaluddin As-Suyuti berpendapat, yang dimaksudkan dengan "Masjidil Haram" adalah seluruh Tanah Haram. Karenanya menurut beliau, pelipatgandaan pahala di Tanah Haram Makkah tidak dikhusukan di Masjidil Haram saja, tetapi mencakup semua Tanah Haram.
Beliau menyatakan, "Sesungguhnya pelipatgandaan pahala di Tanah Haram Makkah tidak khusus di Masjidil Haram tetapi meliputi seluruh Tanah Haram" (Jalaluddin as-Suyuthi, Al-Asybah wa An-Nazha`ir).
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Al-Lajnah Ad-Daimah (Komisi Fatwa di Kerajaan Saudi) ketika ditanya, "Apakah pahala shalat di seluruh tempat di Makkah berlipat-lipat sama dengan shalat di dalam lingkungan Masjidil Haram?
Para ulama yang duduk di komisi tersebut menjawab, "Pendapat terkuat, berlipatnya pahala berlaku umum di seluruh tanah haram (di seluruh Mekkah). Karena dalam Al Qur'an dan As-Sunnah, seluruh tempat di Makkah disebut dengan  Masjidil Haram" (Fatwa Al Lajnah Ad Daimah no. 6267).
Pandangan tersebut selaras dengan keterangan kitab Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah yang menyatakan, "Madzhab Hanafi dalam pendapat yang masyhur, Madzhab Maliki dan Syafi'i berpendapat bahwa pelipatgandaan (pahala di Tanah Haram Makkah) itu meliputi seluruh Tanah Haram Makkah".
Meski demikian, hadir shalat berjama'ah di Masjidil Haram lebih utama dengan pahala yang lebih besar. Inilah salah satu keutamaan perjalanan umroh.
Mari berjuang dengan sepenuh kesungguhan, berusaha dengan sepenuh kekuatan, untuk bisa menjalankan umroh ke tanah suci. Karena kita tidak tahu sampai kapan umur, kesempatan dan kesehatan masih Allah berikan.
Hari ini, Ahad 1 September 2024, adalah H-59 dari program "70 Hari Menuju Tanah Suci". Dengan niat yang suci, semoga Allah mudahkan kita beribadah ke tanah suci. Semoga Allah mudahkan kita menjemput ampunan dan rahmat Allah, melalui ibadah umroh.
Bismillah.