Setiap jiwa yang beriman, pasti merindukan suasana ibadah yang mendekatkan kepada ampunan dan keberkahan. Maka ibadah umroh ke tanah suci adalah salah satu cara untuk mendapatkan suasana tersebut.
Ternyata, umroh bukan perjalanan menjemput ampunan dan penghapusan dosa. Bahkan perjalanan untuk menghilangkan kefakiran.
Yang dihilangkan oleh Allah bukan hanya dosa, namun Allah juga menghilanglan kefakiran. Dari Abdullah, Rasulullah saw bersabda,
"Ikutkanlah umroh kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak" (HR. An-Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387. Hadits ini dinilai hasan sahih oleh Syaikh Al-Albani).
Nabi menyatakan haji dan umroh "menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa". Kebahagiaan dunia dan akhirat didapatkan oleh setiap jama'ah haji dan umroh yang menjalankan sepenuh keikhlasan.
Kebahagiaan dunia didapatkan dari jalan terhindarkannya dari kefakiran. Manusia yang hidup dalam kondisi kecukupan, bisa mencukupi berbagai kebutuhan hidup, terhindarkan dari kefakiran, akan bahagia hidupnya.
Kebahagiaan akhirat didapatkan dari jalan dihapuskannya dosa-dosa. Siapapun manusia, pasti punya dosa. Berbagai dosa ini yang kelak di akhirat akan menjadi penyesalan bagi manusia. Namun ketika Allah berkenan menghapuskan dosa hamba, bahagialah mereka di surga.
Luar biasa jaminan yang disampaikan Nabi saw tentang keutamaan ibadah umroh. Kefakiran dan dosa akan dibersihkan, "sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak".
Berita gembira yang selayaknya disambut dengan antusias. Mari berjuang dengan sepenuh kesungguhan, berusaha dengan sepenuh kekuatan, untuk bisa menjalankan umroh ke tanah suci. Karena perjalanannya adalah bagian utuh untuk menghapuskan dosa dan kefakiran.
Bahagia dunia, bahagia akhirat, melalui umroh mabruroh. Insyaallah. Tunggu apa lagi?