Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Passionate Love vs Compassionate Love

8 Agustus 2024   06:51 Diperbarui: 8 Agustus 2024   15:11 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | Pexels.com/hicret

Sedangkan rahmah merupakan jenis cinta dan kasih sayang yang lembut, terpancar dari kedalaman hati yang tulus, siap berkorban, siap melindungi yang dicintai, tanpa pamrih. Biasanya rahmah muncul pada pasangan yang sudah lama berkeluarga.

Tautan hati dan perasaan sudah sangat kuat, saling membutuhkan, saling memberi, saling menerima, dan saling percaya. Inilah yang disebut sebagai compassionate love.

"Feelings of excitement and ardor characterize passionate love. It can be an almost all-consuming type of love that makes you want to be with the object of your affection as much as possible. You're still getting to know one another, and everything you learn about the other person seems new and fascinating" (Kendra Cherry, 2023).

pexels.com
pexels.com

Menurut Cherry, "perasaan gembira dan semangat menjadi ciri cinta yang penuh gairah. Ini bisa menjadi jenis cinta yang menghabiskan banyak waktu yang membuat Anda ingin semaksimal mungkin bersama kekasih hati. Anda saling mengenal satu sama lain, dan segala sesuatu yang Anda pelajari tentang kekasih tampak baru dan menarik".

"When you are in the midst of passionate love, you also tend to idealize your partner. Their habits and quirks are endearing, and you tend to overlook their shortcomings" (Kendra Cherry, 2023).

Suasana mawaddah sangatlah khas. Suami istri benar-benar tengah dimabok cinta. "Saat berada di fase passionate love, Anda cenderung mengidealkan pasangan. Kebiasaan dan keunikan pasangan sangat menarik, dan Anda cenderung mengabaikan kekurangan mereka," ujar Cherry.

"The fact is that while passionate love feels great, it's perfectly normal for these feelings to lessen over time. Research suggests that these early stages of passionate love begin to decline by about 12 to 18 months after starting a romantic relationship" (Kendra Cherry, 2023).

Meskipun cinta passionate love terasa sangat menyenangkan, namun suasana ini akan berkurang seiring berjalannya waktu. "Penelitian menunjukkan bahwa tahap awal cinta yang penuh gairah ini mulai menurun sekitar 12 hingga 18 bulan setelah memulai hubungan romantis," ungkap Cherry.

"Compassionate love is more profound and much more intimate. It is marked by commitment, trust, and affection. People who have reached this stage of their relationship care deeply, understand one another, and support each other" (Kendra Cherry, 2023).

Menurut Cherry, compassionate love terasa lebih mendalam dan lebih intim. "Hal ini ditandai dengan komitmen, kepercayaan, dan kasih sayang. Orang-orang yang telah mencapai tahap hubungan ini sangat peduli, memahami satu sama lain, dan saling mendukung," ungkap Cherry.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun