Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Bosan dengan Pasangan? Berhentilah Mengeluh!

30 Juli 2024   09:22 Diperbarui: 30 Juli 2024   20:07 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan yang sedang tidak baik-baik saja. (Sumber: Freepik via kompas.com)

"It's important to note that being bored is not always a big problem and can indicate a healthy and stable relationship" (Erika Labuzan-Lopez, 2018).

Tidak terasa, sudah lebih dari 30 tahun kami menempuh perjalanan hidup berumah tangga. Tentu saja ada sangat banyak suka duka yang kami lalui di masa sepanjang itu.

Kondisi paling umum yang sering dialami oleh pasangan yang telah menempuh masa yang panjang, adalah hadirnya rasa bosan. Suami bosan dengan istri --yang dari dulu ya hanya itu. Istri bosan dengan suami --yang gitu-gitu aja kondisinya. Mereka berdua bosan dengan kehidupan monoton: bangun pagi, mandi, sarapan, berangkat kerja, pulang ke rumah, tidur --dan begitu setiap hari.

Apakah bosan itu buruk? Tidak selalu. Karena rasa bosan menunjukkan Anda masih menjadi manusia yang sempurna. Rasa bosan juga sebuah sinyal, bahwa Anda harus melakukan sesuatu.

Erika Labuzan-Lopez, terapis pernikahan dan keluarga (2018) menyatakan, "Penting untuk diingat bahwa rasa bosan tidak selalu menjadi masalah besar dan bisa menunjukkan hubungan yang sehat dan stabil".

Berhentilah Mengeluh

Pertama kali, berhentilah mengeluh. Jangan mengeluhkan kebosanan hidup berumah tangga Anda kepada orang lain. Orang yang mendengar curhat Anda akan mempunyai "rasa" tertentu.

Misalnya, seorang istri curhat kepadaseorang lelaki teman kerjanya. Bahwa ia sudah bosan dengan suaminya. Bahwa ia bosan dengan kehidupan pernikahan yang dijalaninya. Laki-laki yang mendengar isi curhat tersebut menjadi bangkit adrenalinnya. Instink pahlawannya hadir, ia tertantang untuk "menyelamatlkan".

Cara seperti itu, alih-alih menemukan solusi, yang terjadi justru menemukan masalah baru. Hubungan dengan suami makin berjarak, hubungan dengan teman kerja tempat curhat makin mendekat.

Untuk itu, jika kebosanan sudah mulai melanda, lakukan hal-hal berbeda. Hal-hal baru yang nyata. Bukan dengan mengeluh. Bukan dengan meratapi nasib.

Alexandra Saperstein dari YourTango (2019) menyarankan agar Anda tidak mengeluhkan kondisi kebosanan yang Anda alami, meskipun kepada pasangan. Ia menyatakan, "If you want things to be different, you have to actually do something different. Complaining to friends or your partner about the same things is likely making you a bore and even more bored." 

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Menurut Saperstein, "Jika Anda ingin sesuatu menjadi berbeda, Anda harus melakukan sesuatu yang berbeda. Mengeluh pada teman atau pasangan tentang hal yang sama kemungkinan besar akan membuat Anda bosan dan semakin bosan".

Mengulang-ulang keluhan kepada satu orang atau banyak orang, justru semakin menebalkan dan menegaskan rasa bosan itu. Kalimat-kalimat berulang akan menjadi afirmasi bahwa Anda benar-benar telah bosan dengan pasangan dan pernikahan.

Untuk itu, Seperstein menyarankan agar Anda membahas langkah nyata yang bisa Anda lakukan bersama pasangan. Mengeluh tak bisa menghadirkan solusi. Mengeluh hanya akan menambah sakit hati.

"Make a short list of the top things that you need to be different in order for this relationship to feel healthy again. Share these respectfully and calmly with your signiifcant other. Don't place the blame nor all the responsibility on his or her shoulders" (Alexandra Saperstein, 2019).

Saperstein menyarankan, "Buatlah daftar singkat hal-hal utama yang Anda perlukan agar berbeda agar hubungan ini terasa sehat kembali. Bagikan hal ini dengan penuh hormat dan tenang kepada orang terdekat Anda. Jangan menempatkan kesalahan atau seluruh tanggung jawab di pundaknya".

Terkadang seorang suami atau istri memiliki ekspektasi kepada pasangannya. Harapan yang tak kunjung menjadi kenyataan, mempercepat munculnya rasa bosan. Lelah menunggunya berubah. Bosan mengharapkan perubahan.

Jangan menunggu, itu pesan Saperstein. Sebaiknya Anda memulai terlebih dahulu. "If you want a more romantic relationship, first try becoming a more romantic partner. Start by modeling the change you long for". 

Menurut Saperstein, "Jika Anda menginginkan hubungan yang lebih romantis, cobalah menjadi pasangan yang lebih romantis terlebih dahulu. Mulailah dengan mencontohkan perubahan yang Anda rindukan".

Jadilah model, seperti apa kondisi yang Anda harapkan dalam pernikahan. Lakukan terlebih dahulu. Mulai saja dari Anda. Jangan menunggu pasangan berubah.

Anda yang harus memulai perubahan. Jangan menunggu pasangan.

Bahan Bacaan

Alexandra Saperstein, Just Because You're Bored Doesn't Mean It's Not A Healthy Relationship, https://www.yourtango.com, 1 Oktober 2019

Kristine Fellizar, The 7 Most Effective Ways To Prevent Boredom In Your Relationship, According To Science, https://www.bustle.com, 12 Februari 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun