Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kebosanan Berlebihan dalam Pernikahan? Saatnya Mengakses Bimbingan dan Konseling!

29 Juli 2024   08:43 Diperbarui: 29 Juli 2024   08:46 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://lma.org.au/

Pada umumnya kebosanan dan kelelahan dalam pernikahan mulai dirasakan setelah berakhirnya masa bulan madu. Simak postingan sebelumnya di sini. Lalu bagaimana cara mengatasi gejala kebosanan dalam pernikahan?

Jika Anda mulai merasakan kebosanan dan kelelahan dalam pernikahan, harus diwaspadai dan dilakukan tindakan pencegahan. Berikut 10 cara mengatasinya, menurut Dr. Hafiz Muneeb, seorang ahli kesehatan dan sekaligus bloger produktif di platform Medium.

Pertama, Jangan Bandingkan Hubungan Anda. Simak kembali di sini.

Kedua, Temukan Sesuatu yang Baru Bersama Pasangan. Simak kembali di sini. 

Ketiga, Pergi Berkencan Berdua Saja. Simak kembali di sini. 

Keempat, Ubah Cara Berpikir Anda. Simak kembali di sini. 

Kelima, Matikan Internet Saat Family Time. Simak kembali di sini. 

Keenam, Jangan Remehkan Kejutan. Simak kembali di sini.

Ketujuh, Tingkatkan Kapasitas Diri Anda. Simak kembali di sini.

Kedelapan, Pahami Kebutuhan Afeksi Pasangan. Simak kembali di sini.

Kesembilan, Respek Adalah Kunci. Simak kembali di sini. 

Kesepuluh, Lakukan Bimbingan dan Konseling

Hafiz Muneeb (2022) menyatakan, "Marriage is the most beautiful relationship in the world. But unfortunately, we ruin this relationship because of our ego. Pernikahan adalah hubungan terindah di dunia. Namun sayangnya, kita merusak hubungan ini karena ego kita".

Bulan madu di awal pernikahan yang sedemikian syahdu, bisa rusak oleh sikap egois, tidak bersedia beradaptasi dengan pasangan, dan menuntut pasangan secara berlebihan. Ketika pasangan suami istri dilanda kebosanan dalam pernikahan, dengan sembilan upaya yang telah diulas dalam sembilan postingan terdahulu, telah mampu keluar dari zona kebosanan tersebut.

Namun ada kalanya, berbagai upaya telah dilakukan, dan tak bisa mengatasi persoalan kebosanan atau kelelahan. Rasa lelah sedemikian mendera suasana pernikahan mereka. Rumah tangga tak lagi menjadi surga, namun telah berubah menjadi penjara yang menyiksa.

Dalam kondisi seperti itu, hendaknya pasangan suami istri tidak membiarkan kebosanan dan kelelahan bercokol dalam kehidupan pernikahan. Segera lakukan tindakan yang bisa mengurai kondisi defisit cinta tersebut. Salah satunya adalah mengikuti bimbingan atau konseling pernikahan.

Apa perbedaan bimbingan dan konseling? Bimbingan (guidance) lebih bersifat preventif, untuk mencegah munculnya persoalan, atau untuk mencegah agar persoalan tidak berlanjut atau berlarut-larut. Sedangkan konseling adalah upaya menemukan solusi dari persoalan yang sudah terlanjut terjadi.

Dalam proses bimbingan maupun konseling, pasangan suami istri akan mendapatkan cara pandang yang berbeda. Hafiz Muneeb (2022) menyatakan, "Sometimes we need to observe things differently or from a different point of view than we can on our own. The specialists can help in this situation".

"Kadang-kadang kita perlu mengamati sesuatu secara berbeda atau dari sudut pandang yang berbeda dari yang bisa kita lakukan sendiri. Para spesialis (konselor) dapat membantu dalam situasi ini," ujar Muneeb.

Kebosanan dan kelelahan dalam pernikahan yang berlebihan, akan mendorong hadirnya suasana emosional pada suami maupun istri. Mereka tidak bisa berpikir jernih dan tenang. Mereka dibanjiri oleh emosi negatif yang membuat suasana semakin panas dan tegang.

Itu sebabnya mereka memerlukan pandangan ahli dalam melihat persoalan yang mereka hadapi. Mereka harus berani keluar dari subjektivitas, untuk melihat kondisi hubungan mereka secara lebih objektif. Ini hanya bisa dilakukan oleh orang lain --seorang expert, bukan oleh diri  mereka sendiri.

Psikolog, konsultan, konselor, mediator, terapis, coach atau apapun sebutannya --memiliki perpektif objektif berdasarkan sudat pandang keilmuan dan pengalaman masing-masing. Salah satu benefit yang bisa didapatkan dengan mengikuti bimbingan dan konseling adalah perubahan cara pandang dan perilaku menjadi lebih positif dan adaptif.

Hafiz Muneeb menyatakan, "There is no power that can weaken your marital relationship when you and your partner have a positive attitude and try to compromise in every situation. Tidak ada kekuatan yang bisa melemahkan hubungan pernikahan Anda ketika Anda dan pasangan bersikap positif dan berusaha berkompromi dalam setiap situasi".

Bahan Bacaan

Hafiz Muneeb, Boredom in Marriage? 10 Ways to Deal with, https://drmuneeb.medium.com, 31 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun