Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kebosanan dalam Pernikahan? Respect adalah Kunci!

26 Juli 2024   16:41 Diperbarui: 26 Juli 2024   16:43 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/

Hampir 1.500 orang pembaca blog menjawab pertanyaan Mark. Ia merasa mendapatkan jawaban yang mencerahkan. Ternyata, sangat banyak pembaca yang menyampaikan faktor respect sebagai hal yang sangat utama dalam merawat keutuhan keluarga.

Dalam telaah terhadap jawaban responden, Mark Manson menemukan bahwa hal yang paling banyak dibicarakan oleh pasangan bahagia yang telah menjalani pernikahan selama puluhan tahun adalah respect. Bukan soal komunikasi.

Menurut Mark, orang-orang dengan pernikahan bahagia telah melalui serangkaian pengalaman kehidupan, dan mulai belajar bahwa komunikasi---tidak peduli seberapa terbuka, transparan, dan disiplinnya---akan rusak pada suatu saat. Konflik dengan pasangan tidak dapat dihindari dan perasaan akan terluka.

Mark menilai, hal yang menyelamatkan pernikahan, yang membuat Anda berdua mampu menerimaan "kesalahan manusiawi", adalah menghargai satu sama lain. Sangat penting bagi Anda untuk saling menghargai, dan memercayai satu sama lain --percaya bahwa bahwa pasangan Anda telah melakukan yang terbaik dengan apa yang mereka miliki.

Sepatutnya Anda tidak berfokus kepada "hasil" --apakah pasangan telah sesuai dengan harapan Anda. Hendaknya Anda melihat pada "usaha" --bahwa pasangan telah berupaya melakukan hal-hal yang lebih baik.

Ketika kita berfokus kepada hasil, akan cepat menimbulkan kekecewaan dan kelelahan. "Lelah menunggunya berubah", demikian yang sering diucapkan istri atas kondisi sang suami. Ia berfokus hasil, dan tak menemukan hasil perubahan seperti yang ia harapkan.

Andai saja ia bisa melihat proses --yaitu usaha untuk berubah, niscaya akan lebih adil menemukan hal-hal yang sangat patut dihargai. Melihat ketertatihan dalam proses menuju baik, meskipun hasilnya belum seperti harapan, adalah momentum memunculkan respect. Tanpa menunggu dirinya berubah sempurna --karena memang tidak akan pernah sempurna.

Maka kembangkan sikap penghargaan satu dengan yang lain. Jika kondisi pasangan belum sesuai harapan, Anda tetap bisa membangun respect terhadap usaha yang telah dilakukan.

Bahan Bacaan

Cahyadi Takariawan, Wonderful Love, Era Adicitra Intermedia, Solo, 2018

Hafiz Muneeb, Boredom in Marriage? 10 Ways to Deal With, https://drmuneeb.medium.com, 31 Agustus 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun