Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kebosanan dalam Pernikahan? Ubah Cara Pandangmu!

24 Juli 2024   14:04 Diperbarui: 24 Juli 2024   14:06 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada umumnya kebosanan dan kelelahan dalam pernikahan mulai dirasakan setelah berakhirnya masa bulan madu. Simak postingan sebelumnya di sini. Lalu bagaimana cara mengatasi gejala kebosanan dalam pernikahan?

Jika Anda mulai merasakan kebosanan dan kelelahan dalam pernikahan, harus diwaspadai dan dilakukan tindakan pencegahan. Berikut 10 cara mengatasinya, menurut Dr. Hafiz Muneeb, seorang ahli kesehatan dan sekaligus bloger produktif di platform Medium.

Pertama, Jangan Bandingkan Hubungan Anda. Simak kembali di sini.

Kedua, Temukan Sesuatu yang Baru Bersama Pasangan. Simak kembali di sini.

Ketiga, Pergi Berkencan Berdua Saja. Simak kembali di sini.

Keempat, Ubah Cara Berpikir Anda

Cara berpikir dan cara pandang Anda akan sangat menentukan bagaimana kondisi kehidupan Anda, termasuk dalam berumah tangga. Apakah Anda akan bahagia atau sengsara, sangat ditentukan oleh cara pandang dan cara berpikir Anda sendiri.

Jika seseorang selalu berpikir negatif terhadap pasangannya, maka akan mudah melahirkan kelelahan dan kebosanan berumah tangga. Jika seseorang selalu melihat dari sisi kekurangan dan kelemahan pasangan, akan sangat mudah untuk lelah dan bosan.

Hidup bersama dalam waktu yang lama dengan seseorang yang memiliki banyak kekurangan dan kelemahan, tentu akan melahirkan kelelahan. Di matanya, ia melihat sosok yang tidak menyenangkan, karena sangat banyak kekurangan dan kelemahan ada pada pasangan.

Sebaliknya, jika Anda melihat pasangan dengan cara pandang dan cara berpikir positif, niscaya Anda akan selalu bersyukur. Anda lebih banyak melihat kelebihan dan keutamaan ada pada pasangan. Setiap kali melihat pasangan, yang Anda temukan adalah berbagai kebaikannya.

Ini bukan karena Anda memiliki pasangan sempurna. Namun karena Anda pandai melihat sisi kebaikan pasangan, dan melihat pasangan dari cara pandang yang positif. Sebagai manusia biasa, pasangan Anda pasti memiliki kelemahan dan kekurangan. Namun Anda tidak fokus mencari dan mengingat kekurangan dan kekurangan pasangan.

Bahkan Anda selalu melihat dengan cara berpikir yang positif. Inilah yang membuat Anda tidak lelah dan tidak bosan meskipun harus menjalani kehidupan dalam masa panjang dengan orang yang sama. Karena yang Anda lihat hanya sisi kebaikannya.

Cara pandang positif seperti ini telah diajarkan Nabi saw sejak 14 abad yang lalu. Dalam sebuah hadits sahih riwayat Imam Muslim, Nabi saw bersabda, "Janganlah seorang laki-laki beriman membenci (menceraikan) perempuan (istrinya). Jika ia tidak menyukai salah satu perangainya, niscaya ia masih menyukai segi-segi lainnya" (HR. Muslim no. 1469).

Cara pandang yang beorientasi melihat sisi negatif pasangan, membuat seseorang merasa lelah dan bosan. Akibatnya memudahkan terjadinya perceraian. Nabi saw melarang suami membenci atau menceraikan istri, yang disebabkan oleh karena melihat sisi-sisi negatif saja. Padahal jika mau bersikap adil, pasti dalam diri istrinya terdapat sangat banyak kebaikan.

Demikian pula arahan Al-Qur'an dalam surat An-Nisa ayat ke 19, Allah berfirman, "Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak".

Pada penggal ayat "...jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak", sangat jelas memberikan arahan agar kita selalu melihat dengan cara berpikir positif.

Seorang penyair Arab menuliskan ungkapan yang sangat tepat untuk memahami kondisi ini. "Idza kunta fi kullil umuri 'atiban, shadiqaka lam talqalladzi laa tu'atibuhu. Apabila dalam segala hal Anda selalu mencela, maka Anda tidak akan menjumpai orang yang tidak Anda cela".

Jika cara pandang yang digunakan adalah negative thinking maka semua akan negatif, jelek, dan tidak ada yang menyenangkan. Hal-hal yang sebenarnya positif dan baik pun, bisa dinilai sebagai jelek dan salah apabila sudah telanjur berpikir negatif.

"According to research, a technique called cognitive reappraisal can alter how people view love and their relationship. This procedure entails reinterpreting events in order to alter your perspective on them" (Hafiz Muneeb, 2022).

Hafizh Muneeb (2022) mengemukakan sebuah penelitian, bahwa teknik yang disebut sebagai cognitive reappraisal atau penilaian ulang kognitif, dapat mengubah cara orang memandang cinta dan hubungan mereka. Prosedur ini memerlukan penafsiran ulang peristiwa untuk mengubah perspektif Anda terhadap peristiwa tersebut.

Dengan pendekatan ini, Anda dapat berkonsentrasi untuk mempertimbangkan sifat-sifat positif pasangan dan mempertimbangkan bagaimana sifat-sifat tersebut memengaruhi hubungan Anda. Ternyata, mengubah sisi cara pandang dan cara berpikir akan bisa mengubah kondisi hubungan dengan pasangan.

Bahan Bacaan

Hafiz Muneeb, Boredom in Marriage? 10 Ways to Deal With, https://drmuneeb.medium.com, 31 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun