Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kebosanan dalam Pernikahan? Go on Dates!

23 Juli 2024   22:23 Diperbarui: 23 Juli 2024   22:39 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada umumnya kebosanan dan kelelahan dalam pernikahan mulai dirasakan setelah berakhirnya masa bulan madu. Simak postingan sebelumnya di sini. Lalu bagaimana cara mengatasi gejala kebosanan dalam pernikahan?

Jika Anda mulai merasakan kebosanan dan kelelahan dalam pernikahan, harus diwaspadai dan dilakukan tindakan pencegahan. Berikut 10 cara mengatasinya, menurut Dr. Hafiz Muneeb, seorang ahli kesehatan dan sekaligus bloger produktif di platform Medium.

Pertama, Jangan Bandingkan Hubungan Anda. Simak kembali di sini.

Kedua, Temukan Sesuatu yang Baru Bersama Pasangan. Simak kembali di sini.

Ketiga, Pergi Berkencan Berdua Saja

Yogesh Malik (2018) mengingatkan kita semua, bahwa alat-alat telah memperalat kita sendiri. Ponsel pintar, media sosial, dan ribuan saluran media diciptakan untuk menghilangkan kebosanan yang dialami manusia.

Kebosanan adalah problem manusia modern. Kita mudah bosan dengan segala sesuatu. Menurut Malik, manusia purba tidak mengalami kebosanan.

Maka kita menyaksikan dahsyatnya kekuatan internet dalam tiga dekade terakhir. Malik bahkan menyatakan, "sekarang ini orang-orang tidak lagi bijak, tetapi hanya tampak bijak".

Realitasnya, Google telah menjadi separuh otak kita. Kita tidak lagi mampu menjawab pertanyaan yang sulit. Kemampuan untuk menyimpan informasi terus menurun. Kita telah menjadi alat dari alat kita sendiri.

Bertrand Russell dalam buku The Conquest of Happiness (1930) menyatakan, "Semua perangkat telah memberi kita ilusi keterlibatan yang bermakna. Keasyikan yang tak masuk akal ini memberi kita kendali yang dangkal".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun