Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kebosanan dalam Pernikahan dan Reality Show Palsu

23 Juli 2024   05:36 Diperbarui: 23 Juli 2024   05:54 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada umumnya kebosanan dan kelelahan dalam pernikahan mulai dirasakan setelah berakhirnya masa bulan madu. Simak postingan sebelumnya di sini. Lalu bagaimana cara mengatasi gejala kebosanan dalam pernikahan?

Jika Anda mulai merasakan kebosanan dan kelelahan dalam pernikahan, harus diwaspadai dan segera dilakukan tindakan pencegahan. Jangan biarkan kebosanan dan kelelahan bercokol dalam kehidupan pernikahan Anda. Berikut 10 cara mengatasinya, menurut Dr. Hafiz Muneeb, seorang ahli kesehatan dan sekaligus bloger produktif di platform Medium.

Pertama, jangan bandingkan hubungan Anda

Hidup di era sosial media membuat kita sangat mudah membandingkan. Instgram memajang foto-foto cewek cantik, membuat sebagian suami membandingkan dengan istrinya yang tidak cantik.

Tiktok memerkan video kebahagiaan seorang perempuan yang tengah wisata ke Turki bersama keluarga. Ini membuat sebagian istri membandingkan dengan kehidupan keluarganya yang tak pernah keluar negeri.

"Capek punya istri ga ada cantik-cantiknya sama sekali", mungkin demikian pikiran seorang suami.

"Bosan banget punya suami gak ganteng kayak artis Korea," mungkin demikian perasaan seorang istri.

"Susah banget kehidupan kita, tidak seperti orang-orang lain", mungkin seperti itu persepsi sebagian suami atau istri karena menyaksikan postingan orang lain di media sosial.

Benar ungkapan Shane Parrish, "The greatest killer of happiness is comparison". Sebagaimana ungkapan Theodore Roosevelt yang sangat populer, "Comparison is the thief of joy." Ungkapan yang sangat tepat, karena kebahagiaan hidup bersama pasangan bisa rusak karena membandingkan hubungan mereka dengan hubungan romantis keluarga lain.

Maka, jika menemukan pameran romantisme di media sosial, ingatlah "Social media is just a false reality show. Media sosial hanyalah sebuah reality show palsu" (Hafiz Muneeb, 2022). Apa yang tampak bahagia, itu hanya reality show yang palsu. Kenyataannya tidak selalu begitu.

Terpajangnya foto cewek cantik dan cowok cakep di media sosial, hanyalah sebuah reality show palsu. Kenyataannya tak selalu secantik itu atau seganteng itu. Kenyataannya tak selalu seglowing itu.

Nikmatilah kondisi suami dan istri Anda, jangan membandingkan dengan laki-laki dan perempuan lain di luar sana. Nikmati kondisi keluarga Anda, nikmati dinamika hubungan Anda bersama pasangan, niscaya Anda akan selalu bahagia.

Jangan mencari kebahagiaan dengan memelototi media sosial. Ingat, semua tampilannya hanyalah reality show palsu. Carilah kebahagiaan ke dalam diri Anda sendiri bersama pasangan.

Bahan Bacaan

Hafiz Muneeb, Boredom in Marriage? 10 Ways to Deal With, https://drmuneeb.medium.com, 31 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun